SAATNYA DAN SELAYAKNYA ANDA MENGETAHUI

Kamis, 15 November 2012

Metode Evaluasi Perkembangan Peserta Didik


Psikologi Pendidikan Dan Optimalisasi Perkembangan Peserta Didik
1.      Metode Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan esensinya merupakan aplikasi teori dan metode psikologi ke dalam dunia pendidikan atau pembelajaran. Metode psikologi pendidikan adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Aplikasi metode ini didasari atas pertimbangan, esensi, hakikat, dan prinsip-prinsip tentang perilaku peserta didik dalam situasi pendidikan dan pembelajaran. Aplikasi metode ini diperuntukkan bagi keperluan pemahaman kondisi awal, pengumpulan data, analisis data, refleksi, perumusan simpulan, dan rekomendasi untuk solusi. Beberapa metode yang umum dipakai dalam psikologi pendidikan, sebagai berikut.

Metode Wawancara
Metode wawancara biasanya dilakukan kepada peserta didik secara individual atau dalam kelompok-kelompok kecil. Wawancara kepada peserta didik yang memiliki masalah spesifik harus dilakukan secara individual. Wawancara ada dua jenis, yaitu wawancara relatif berstruktur dan wawancara bebas. Wawancara relatif berstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik dengan mengajukan sejumlah pertanyaan atau pernyataan disertai dengan alternatif jawabannya, namun sangat terbuka bagi perluasan jawaban. Wawancara tidak berstruktur identik dengan wawancara bebas dan paling umum dipakai ketika psikolog pendidikan atau guru menemukan permasalahan atau aspirasi peserta didik secara tiba-tiba. Di sini, pewawancara hanya mengajukan sejumlah pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang mengundang jawaban atau komentar peserta didik secara bebas.
Secara umum langkah-langkah wawancara disajikan seperti berikut ini.
1)   Pembukaan, di mana psikolog pendidikan atau guru menciptakan suasana yang kondusif, memberi penjelasan tentang fokus dan tujuan wawancara, serta waktu yang akan dipakai, dan sebagainya.
2)   Pelaksanaan, di mana psikolog pendidikan atau guru memasuki inti wawancara, sifat kondusif tetap diperlakukan dan jaga suasana informal.
3)   Penutup, berupa pengakhiran dari wawancara, ucapan terima kasih, kemungkinan wawancara lebih lanjut, tindak lanjut yang akan dilakukan, dan sebagainya.

Metode Introspeksi
Introspeksi adalah metode tertua dari semua metode psikologi pendidikan. Introspeksi berarti melihat secara mendalam melalui pengamatan diri sendiri atau pribadi. Metode ini dipakai untuk memahami kesehatan mental dan keadaan pikiran sendiri. Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data tentang pengalaman sadar subjek.

Metode Observasi
Pengamatan secara harfiah berarti mencari di luar diri, metode ini yang sangat penting untuk mengumpulkan data dalam semua jenis penelitian, termasuk dalam psikologi pendidikan. Pengamatan dilakukan secara langsung atau tidak langsung, terjadwal atau tidak terjadwal, alami atau buatan, atau peserta dan non-peserta. Metode observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku peserta didik dalam situasi yang wajar. Untuk terlaksananya observasi yang baik perlu menyusun pedoman atau garis-garis besar fokus observasi. Pedoman observasi dapat juga dalam bentuk daftar cek (check list) atau daftar isian. Metode ini dapat dilakukan secara individual atau dengan orang lain, sesuai dengan fokus objek observasi tersebut.

Metode Tes
Untuk mengetahui minat, bakat, potensi, tingkat intelegensi, dan kecenderungan-kecenderungan lainnya dari peserta didik, sering kali konselor sekolah atau guru melakukan tes kepada peserta didiknya. Ada beberapa macam tes, misalnya, tes intelegensi, tes sikap, tes kecepatan reaksi, dan tes hasil belajar, dll. Hasil tes ini di analisis sedemikian rupa untuk “ memosisikan ” peserta didik sesuai dengan tujuan tes tersebut.

Metode Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis dalam lembaran kertas atau sejenisnya dan disampaikan oleh konselor atau guru kepada peserta didik untuk diisi tanpa intervensi pihak lain. Kuesioner dapat bersifat terbuka atau tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang jawabannya ditentukan oleh peserta didik tanpa perlu “ dipandu jawabannya “ oleh konselor atau guru. Konselor tidak menentukan alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan yang diajukan. Sebuah kuesioner dapat memenuhi syarat jika dirumuskan secara singkat dan dapat dicerna isinya, mempunyai urutan yang logis, jawaban mengacu pada fokus, mengundang jawaban bebas dari subjek, hanya untuk tujuan menjaring data bagi kepentingan pendidikan dan pembelajaran, jawaban yang ada memungkinkan ditafsirkan secara cepat, dan jumlah sesuai dengan kebutuhan. Jawaban-jawaban atas kuesioner itu kemudian dianalisis dan disimpulkan.

Studi Kasus
Studi kasus merupakan kajian atau penelitian mendalam tentang subjek. Studi kasus juga bermakna analisis mendalam tentang seseorang, kelompok, atau fenomena. Berbagai teknik yang digunakan dalam kerangka studi kasus antara lain adalah wawancara pribadi, tes psikometri, pengamatan langsung, dan catatan arsip. Studi kasus yang paling sering digunakan dalam psikologi klinis penelitian untuk menggambarkan peristiwa langka dan kondisi mengenai subjek. Studi kasus semacam ini khusus yang digunakan dalam psikologi.

Metode Lainnya
Beberapa metode lainnya yang dapat dipakai oleh konselor atau guru adalah eksperimen (baik semu maupun sungguhkan), metode diferensial, metode klinis, dan lain-lainnya.
Metode eksperimen telah dikembangkan dalam psikologi dengan upaya terus menerus oleh para psikolog untuk membuat penelitian objektif dan ilmiah tentang perilaku manusia. Metode eksperimen merupakan pengamatan yang paling tepat, terencana, dan sistematis. Metode percobaan menggunakan prosedur sistematis yang disebut desain eksperimental. Desain eksperimental memberikan garis panduan penting bagi peneliti untuk melaksanakan penelitiannya secara sistematis.
Metode klinis terutama digunakan untuk mengumpulkan informasi rinci tentang masalah perilaku kasus tidak dapat menyesuaikan diri atau menyimpang. Tujuan dari metode ini adalah studi atas kasus individu atau kelompok untuk mendeteksi dan mendiagnosa masalah-masalah khusus mereka dan menyarankan langkah-langkah terapi untuk merehabilitasi mereka di lingkungan mereka.
Metode diferensial digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara peserta didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran serta menggunakan statistik untuk menganalisis data sangat lazim dalam metode-metode psikologi.

2.      Kontribusi Psikologi Pendidikan
Ilmu psikologi telah dampak yang mendalam pada pendidikan melalui penerapan pengujian. Psikologi pendidikan akan terus memberikan kontribusi bagi pendidikan, karena ilmu ini mempelajari lebih lanjut tentang otak dan bagaimana belajar terjadi, perkembangan intelek, penaruh, kepribadian, karakter, dan motivasi, cara menilai pembelajaran, dan penciptaan multifaset lingkungan belajar. Pada sisi lain, isi kurikulum sangat penting bagi peserta didik untuk mengubah perilaku dan meningkatkan keterampilan yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Konsep keterampilan fungsional tidak terbatas pada bidang membantu diri sendiri atau mobilitas masyarakat. Keterampilan itu juga mencakup apa yang dibutuhkan untuk mencari penghidupan dan kehidupan peserta didik secara independen, menanggapi perubahan lingkungan, sukses dalam pekerjaan, berfungsi secara memadai sebagai manusia dewasa dan orang tua, serta mencapai kehidupan yang memuaskan dan produktif.
Psikologi pendidikan membantu para guru bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dengan tujuan-tujuan berikut ini.
1)   Untuk memahami karakteristik perkembangan peserta didik. Peserta didik berkembang melalui tahap-tahap perkembangan yang berbeda dalam kehidupan mereka sejak bayi, kanak-kanak, sampai remaja dan dewasa. Tahapan-tahapan perkembangan ini memiliki karakteristik dan tuntunan tersendiri bagi peserta didik.
2)   Untuk memahami sifat kelas atau ruang belajar. Dengan bantuan psikologi pendidikan guru memahami peserta didik serta kebutuhan dan masalah mereka. Pemahaman ini akan membantu guru dalam proses pembelajaran pada umumnya dan aktivitas di ruang kelas pada khususnya.
3)   Untuk memahami perbedaan individual. Guru dengan pengetahuan psikologi pendidikan dapat memahami perbedaan individu hingga menyesuaikan dengan kegiatan pembelajaran dan kebutuhan serta persyaratan kelas tersebut.
4)   Untuk memahami metode pengajaran efektif. Kurangnya metode pengajaran yang tepat kadang-kadang menyebabkan kegagalan komunikasi guru dengan peserta didik di kelas. Psikologi pendidikan memberi guru pengetahuan tentang metode pengajaran yang tepat. Psikologi pendidikan membantu guru dalam mengembangkan strategi baru pengajaran.
5)   Pengetahuan tentang kesehatan mental. Pengetahuan mental peserta didik dan guru sangat penting untuk kegiatan belajar dan mengajar efisien. Dengan bantuan psikologi pendidikan, guru dapat memahami berbagai faktor penentu kesehatan mental dan ketidakmampuan peserta didik menyesuaikan diri.
6)   Konstruksi kurikulum. Prinsip-prinsip psikologis juga digunakan dalam merumuskan kurikulum untuk tahapan yang berbeda. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut guru harus banyak memahami prinsip-prinsip psikologis dalam “menyusun kurikulum” dan implementasinya dalam pembelajaran.
7)   Pengukuran hasil atau dampak pembelajaran. Pemahaman mengenai psikologi pendidikan dan masalah-masalah psikologis membantu guru untuk mengevaluasi hasil dan dampak pembelajaran peserta didik. Juga, membantu guru untuk mengevaluasi kinerja sendiri.
8)   Pedoman layanan pendidikan anak-anak luar biasa. Dengan bantuan psikologi pendidikan guru akan dapat memberikan layanan khusus bagi anak-anak “luar biasa”, baik dalam makna kelebihan maupun kekurangannya dibandingkan peserta didik lainnya.

Tidak ada komentar: