Life Is Choice, adalah sebuah
kalimat yang mungkin sangat sederhana juga sudah sering kita dengar dan
ketahui. Hidup adalah pilihan, kita akan hidup berdasarkan pilihan-pilihan yang
kita buat, kita akan dinilai dengan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan
dihargai sesuai dengan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan menjadi
seperti apa yang kita pilih dalam setiap segmen dari kehidupan kita.
Apa yang kita lihat pada diri kita
saat ini, bisa jadi sebagian besar adalah pilihan kita sendiri, lebih tepatnya
akumulasi dari seluruh pilihan kita pada masa lalu. Posisi anda contohnya,
pekerjaan anda adalah adalah hasil pilihan-pilihan hidup anda, pendamping hidup
anda adalah cerminan dari pilihan-pilihan hidup anda di masa lalu. Mungkin,
tabungan dan keuangan anda saat ini pun bisa jadi mewakili dari pilihan-pilihan
anda di masa lalu. Lalu, seperti apakah anda saat ini?, semua skill kita pun
adalah hasil dari pilihan-pilihan yang kita buat di masa dulu.
Kebanyakan di antara manusia
memandang hanya pada hasil akhir, tanpa memikirkan proses pilihan-pilihan apa
saja yang telah dijalani untuk mencapai kondisi akhir tersebut. Hidup adalah
pilihan, oleh karena itu kita sesungguhnya dapat menilai seperti apa
pilihan-pilihan yang dibuat pada masa lalu seseorang cukup dengan melihat
keadaaannya sekarang. Kita juga dapat melihat masa depan seseorang dari
pilihan-pilihan yang dia buat saat ini, keadaan di masa depan ditentukan oleh
pilihan-pilihan yang kita buat saat ini. Dengan memahami hal ini maka apabila
seseorang menginginkan untuk menjadi seperti seseorang yang lain, dan
mendapatkan apa yang ia inginkan, dengan mudah dia dapat melakukannya dengan
cara mengubah setiap pilihan dalam hidupnya sesuai dengan pilihan orang yang
dia inginkan untuk diikuti.
Rasulullah Nabi Muhammad saw,
adalah seorang manusia yang sudah pasti masuk surga Allah, dan Rasulullah saw,
memasuki surga Allah karena pilihan-pilihan yang beliau buat semasa hidupnya.
Dengan kata lain, apabila kita mengikuti setiap pilihan yang dibuat Rasulullah
saw, dalam menjalani hidupnya, maka sudah dapat dipastikan kita akan memasuki
surga yang sama-sama dimasuki oleh Rasulullah saw.
Keadaan dan diri kita saat ini
adalah hasil akumulatif dari seluruh hal yang telah kita pilih pada masa lalu.
Diri kita pada masa mendatang ditentukan oleh apa yang kita pilih pada saat
ini. Sama halnya dengan tempat akhirat kita yang akan ditentukan oleh semua
pilihan yang kita buat sebelum datangnya ajal. Kesungguhan dan keseriusan
seseorang dalam mewujudkan keinginan masa depannya dapat dinilai dari
pilihan-pilihan yang mereka buat pada saat ini. Kesungguhan adalah sebuah niat
yang kuat dan tidak akan putus sebelum keinginannya tercapai. Keseriusan adalah
melakukan aksi konkret yang relevan dengan besarnya keinginan. Apabila
pilihan-pilihan yang dibuat adalah pilihan yang tidak berkorelasi dan tidak
relevan dengan besarnya keinginan maka kita dapat menyimpulkan bahwa orang ini
tidak serius dan bersungguh-sungguh dalam mencapai keinginannya.
Hidup adalah pilihan yang kita
pilih dengan bebas dan tudak ada seorang pun yang bisa memaksakan untuk memilih
jalan hidup bagi kita. Kalaupun ada orang lain yang menentukan pilihan untuk
anda, anda masih memiliki pilihan, apakah mau menuruti pilihan itu apa tidak?
Pilihan hidup kita, secara menyeluruh dalam kendali kita pribadi. Memilih atau
tidak memilih juga termasuk sebuah pilihan. Setiap saat kita dihadapkan pada
pilihan-pilihan yang harus kita tentukan. Apa yang ada pilih pada masa lalu
memiliki dampak terhadap seperti apa keadaan anda saat ini, dan apa yang kita
pilih saat ini menentukan seperti apa keadaan kita di masa depan.
Hal yang sangat jelas adalah bahwa
manusia tidak akan bisa membuat dua pilihan yang sama dalam waktu yang sama
pula. Pilihan itu ibarat fokus pada kamera, kita tidak bisa membuat dua fokus
pada gambar yang sama, pasti ada yang kita tinggalkan untuk lebih memfokuskan diri
terhadap sebuah objek. Jadi, anda tidak bisa memilih dua hal secara bersamaan.
Apabila kita memilih untuk belajar mengemudi, berarti pada saat yang sama, kita
meninggalkan pilihan-pilihan lainnya. Ketika kita memilih untuk menjadi orang
yang beriman maka pada saat yang sama, kita meninggalkan pilihan menjadi orang
yang kufur kepada Allah. Apabila kita taat kepada Allah, maka pada saat yang
sama tidak mungkin kita melakukan maksiat kepada Allah. Orang yang memilih
memasuki surga-Nya maka pada saat yang sama, orang itu akan terhindar memeasuki
neraka-Nya. Pada saat kita memilih untuk menjadi aman, maka pada saat yang sama
pula, kita meninggalkan pilihan untuk menjadi takut dan lain sebagainya.
Dalam hidup, kita juga selalu
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus dipilih salah satu di antaranya.
Hidup manusia senantiasa akan dihadapkan pada pilihan di antara tujuan dan
hambatan. Apabila kita memilih lebih fokus pada tujuan maka hambatannya tidak
akan kita rasakan. Namun, apabila kita memilih untuk fokus pada hambatan maka
tujuannya tidak akan pernah kita capai. Dalam semua situasi, kita dihadapkan
pada pilihan untuk melihat pada tujuan (visioner) atau pilihan untuk melihat
pada hambatan (pragmatis). Orang pragmatis selalu menjadikan realitas dan fakta
sebagai pembatas dan dasar tindakannya, sementara orang yang visioner
menjadikan keinginan dan harapannya sebagai pembatas dan dasar tindakannya.
Oleh karena itulah, seorang pragmatis akan selalu mengubah tujuannya sesuai
dengan fakta dan keadaan, sedangkan seorang visioner akan senantiasa mengubah
fakta agar sesuai dengan tujuannya.
“Demi Allah, andai saja mereka bisa
meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, (lalu mereka
minta) agar aku meninggalkan urusan (agama) ini, maka demi Allah, sampai urusan
(agama) itu dimenangkan oleh Allah, atau aku binasa di jalannya, aku tetap
tidak akan meninggalkannya.” (HR. Ibn Hisyam).
Sikap rasul seperti hadist tadi
menunjukkan pada kita bahwa Rasulullah saw, adalah seorang yang sangat fokus
pada tujuan yang beliau inginkan, dan tidak berkompromi dengan apapun yang
dapat memalingkannya dari tujuan. Oleh karena itu, beliau sangat tegas dengan
perkataannya dan menolak untuk berkompromi dan pragmatis.
Apapun yang kita katakan dan
lakukan akan selalu menuai pro dan kontra, karena kita tidak bisa memilih dua
hal yang bertentangan dalam waktu yang sama. Memilih menjadi seorang muslim
yang taat memastikan diri kita untuk dibenci oleh orang kafir. Terkadang, kita
menyangka bisa untuk mengambil dua pilihan sekaligus, mengambil jalan kompromis
untuk menyenangkan semua orang, ini tidak dimungkinkan dalam hidup.
Menggabungkan diri dengan muslim yang taat mengharuskan kita untuk meningkatkan
keimanan. Sedangkan bila menggabungkan diri pada sekelompok orang kafir memastikan
diri kita akan berkompromi dengan mereka, paling tidak bersikap manis dan
lembut pada mereka. Hidup adalah pilihan, kita tidak bisa memilih dua hal pada
saat bersamaan.
Perlu kita semua ketahui bahwa
setiap pilihan juga memiliki investasi, konsekuensi dan resiko tertentu.
Investasi adalah sesuatu yang harus kita keluarkan dan lakukan untuk memulai
suatu pilihan, konsekuensi yang dimaksud di sini adalah dalam arti sesuatu yang
akan datang kepada kita saat memutuskan suatu pilihan dan resiko adalah sesuatu
yang akan datang setelah kita menentukan sebuah pilihan atau saat kita
melakukan sebuah pilihan. Apabila kita taat kepada Allah, resikonya kita akan
masuk surga-Nya, bila tidak menaati-Nya maka resiko neraka telah menanti.
Cerdas adalah resiko dari orang yang selalu berpikir, dan prestasi adalah
resiko dari pilihan seseorang untuk selalu berbuat yang terbaik dalam
aktivitasnya. Semakin besar pilihan hidup seseorang maka semakin besar pula
investasi yang harus dikeluarkan, konsekuensi yang harus ditanggung dan resiko
yang kelak akan menantinya, with great choice comes great investment, risk and
consequences.
Hal yang paling menarik tentang
konsekuensi dan resiko pilihan adalah fakta bahwa pilihan memiliki investasi
wajib, yaitu bahwa setiap pilihan mengonsumsi waktu. Hal yang harus selalu kita
ingat adalah pilihlah pilihan-pilihan yang benar karena apabila kita salah
dalam memilih maka memerlukan usaha dua kali lipat untuk memperbaikinya. Satu
langkah menuju kepada sebuah kesalahan harus ditebus dengan dua langkah untuk
menuju kepada sebuah kebaikan. Jalan mana yang akan anda pilih? Apapun itu,
ingat waktu tersu berjalan, no one can turns back time.
Di dunia ini, bila kita mau melihat
yang sebenar-benarnya maka kita akan melihat bahwa pilihan hidup itu selalu
hanya ada dua. Baik atau buruk, benar atau salah, surga atau neraka, pemenang
atau pecundang, halal atau haram, ya atau tidak, istimewa atau biasa. Manusia
juga sama, dalam hidupnya hanya ada dua pilihan, apakah dia memilih untuk
menjadi seseorang yang istimewa ataukah ia memilih menjadi seseorang yang
biasa-biasa saja. Orang istimewa memilih untuk menanggapi sesuatu dengan cara
yang berbeda dengan orang biasa karena perbedaan pilihan yang mereka buat maka
berbeda pula hasil yang mereka dapatkan.
Orang istimewa selalu lebih sedikit
daripada yang biasa. Dalam pandangan Islam, istimewa adalah ketika manusia bisa
menempatkan dirinya untuk menghamba secara total kepada Tuhan yang benar: Allah
Ta’ala. Al-Qur’an pun menegaskan pujian Allah untuk sekelompok hamba-Nya yang
sedikit dan mencela serta memerintahkan kita untuk waspada kepada kelompok yang
banyak.
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan
orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka
tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS. Al-An’am [6]: 116).
Semua manusia ingin menjadi
istimewa, tetapi sudahkah kita pahami bahwa pasti orang yang istimewa ini
jumlahnya lebih sedikit dari yang biasa. Yang sedikit memang belum tentu baik,
namun yang baik pasti jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang
biasa-biasanya. Keputusan ada di tangan anda, hidup adalah pilihan dan kita
bebas menentukannya. Biasa atau istimewa? Apabila kita memilih menjadi istimewa
maka konsekuensi yang lebih berat menanti, dan kita harus siap untuk menjadi
orang-orang yang jumlahnya sedikit dan aneh bagi sebagian besar manusia biasa...
Wassalamualaikum Wr. Wb...!