Ketika
menghadapi suatu masalah dalam hidup, apa reaksi anda yang paling sering muncul
dalam merespon masalah tersebut? Jika anda seperti kebanyakan manusia, maka
reaksi pertama anda adalah mengeluh. Begitu banyak respon yang keluar dari
mulut kita dalam bentuk ucapan yang bernada keluhan. Ini adalah suatu reaksi
yang sangat manusiawi dan alami. Manusia memang diciptakan oleh Allah dengan
memiliki sifat suka mengeluh.
“Sungguh, manusia
diciptakan bersifat kikir dan suka mengeluh,” (QS. Al Ma’arij : 19).
Tetapi,
setelah reaksi pertama tersebut, anda sebenarnya memiliki dua pilihan. Anda
dapat terus-menerus mengeluh dan kesal sehingga anda diam dan malas mencari
solusinya. Atau anda bersikap sebaliknya, anda berusaha untuk mengambil
pelajaran dari masalah tersebut, mencari berbagai titik kelemahannya, serta
berusaha untuk bangkit dan mencari solusinya.
Perbedaan
besar terjadi pada titik ini, perbedaan antara orang-orang optimis dengan
orang-orang yang pesimis. Orang-orang optimis akan selalu berpikir, berperilaku
serta mengambil tindakan-tindakan
positif dan konstruktif bagi hidupnya. Di sisi lain, orang-orang pesimis
akan selalu memandang hidup ini secara negatif, merasa bahwa dunia memusuhinya.
Orang-orang optimis selalu melihat peluang sementara orang-orang pesimis selalu
melihat rintangan.
Seorang
peneliti yang bernama Dr. Martin Seligman, dalam bukunya “Learned Optimism”
yang disusun berdasarkan hasil penelitiannya selama 25 tahun menjelaskan secara
rinci tentang perbedaan reaksi antara orang-orang optimis dan orang-orang
pesimis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada tiga hal mendasar yang
membedakan reaksi antara orang-orang optimis dan orang-orang pesimis.
Pertama.
Orang optimis cenderung melihat setiap kegagalan sebagai hal yang bersifat
sementara, orang pesimis cenderung melihat kegagalan sebagai hal yang bersifat
permanen. Dengan pemikiran yang seperti itu, orang optimis selalu semangat
dalam setiap hari-harinya, sedangkan orang pesimis sebaliknya kehilangan
semangat dalam setiap permasalahan yang dihadapi. Kedua. Orang optimis cenderung melihat masalah sebagai hal yang
spesifik. Artinya, ketika terjadi masalah dalam hidupnya, masalah itu dia
anggap tidak ada hubungannya dengan hal-hal lain yang secara rasional tidak
terkait satu sama lain. Sedangkan orang pesimis cenderung menganggap suatu
masalah selalu berkaitan erat dengan masalah lain tanpa terlebih dahulu
berpikir secara rasional. Ketiga.
Orang optimis cenderung melihat rintangan sebagai hal yang berasal dari luar
(eksternal), sedangkan orang pesimis melihatnya dari sisi personal (pribadi).
Orang
optimis selalu mengembangkan sikap dan kebiasaan positif meilhat segala masalah
dengan melihat segala masalah dengan meilhatnya secara spefisik, bersifat
sementara dan berlaku eksternal. Orang optimis selalu mengontrol dialog
internal dalam dirinya dan menghindari segala “bisikan-bisikan” negatif yang
muncul ketika menghadapi suatu kejadian dalam hidupnya. Orang-orang optimis
selalu bangkit kembali mengalami masa sulit dan pantang berputus asa. Di sisi
lain, orang pesimis adalah orang yang mudah putus asa. Allah Swt. berfirman,
“Dan
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf : 87).
OPTIMIS DENGAN MENYADARI KEMAMPUAN ALAMI KITA
Tahukah
anda bahwa sesungguhnya Allah Swt telah menciptakan manusia dan melengkapinya
dengan akal pikiran yang amat hebat sehingga dapat digunakan oleh manusia untuk
merealisasikan segala cita-citanya. Otak manusia yang ukurannya hanya sebesar
buah jeruk dapat menyimpan sekitar 800 informasi per detik selama rata-rata 65
tahun hidup manusia tanpa pernah merasa lelah. Semua kelebihan yang telah
diberikan oleh Allah Swt itu semestinya dapat kita optimalkan sesuai dengan
kadar kemampuan diri kita.
Bagaimana
kita memahami kekuatan pikiran kita dan dapat memfungsikan secara optimal?
Pikiran manusia sesungguhnya memiliki kekuatan yang luar biasa hebat. Pikiran
mengoordinasi setiap aspek dari perasaan, perilaku, kata-kata, tindakan, dan
emosi untuk menyelaraskannya dengan pikiran dominan kita. Prinsip dasar yang
harus anda pahami adalah bahwa otak manusia akan merekam seluruh pengalaman
yang terjadi selama hidup. Apa yang kita rasakan, kita pikirkan, kita lakukan,
kita sentuh, kita cium, kita lihat, kita dengar, akan terekam kuat secara
permanen di dalam pikiran kita. Kejadian-kejadian ini akan membentuk
pengalaman-pengalaman pribadi kita. Pengalaman-pengalaman ini tersimpan di
dalam pikiran kita selama beberapa lama, kemudian ia akan berinteraksi satu dengan
yang lain dan akhirnya melahirkan kesimpulan-kesimpulan atau representasi
internal terhadap fakta-fakta dan realitas hidup. Dan pada akhirnya, perilaku
kita akan sangat ditentukan oleh keadaan pikiran kita.
Pernahkah
anda merasa sedemikian bergairah dan bersemangat?, apa yang anda kerjakan
tampaknya semua beres dan berjalan lanacar sesuai dengan rencana anda. Begitu
pula sebaliknya, pernahkah anda merasa begitu lemas, malas atau depresi dan
ketakutan?, semua yang anda kerjakan menuai hasil yang buruk, atau semua teman
tampaknya menjengkelkan, keluarga terasa membuat masalah, dan lain sebagainya.
Mengapa
bisa seperti itu? Apa sebenarnya yang menjadi kunci perbedaannya? Mengapa di
satu waktu kita bisa mengalami saat yang begitu bahagia sementara di lain waktu
kita mengalami kegagalan dan kejengkelan?.
Ada
keadaan yang memberdayakan yang dapat memicu otak kita untuk menemukan kekuatan
dahsyatnya, sementara ada pula keadaan yang tidak memberdayakan yang
membelenggu otak kita dan membuatnya tidak berdaya. Keadaan yang memberdayakan
bisa membentuk kegembiraan, keyakinan, perhatian orang lain, suasana yang
mendukung, dan lain sebagainya. Sementara keadaan yang tidak memberdayakan
semisal depresi, tekanan ekonomi, masalah keluarga, keraguan-keraguan,
frustasi, dan lain sebagainya.
Setiap
saat kita mengalami keadaan yang demikian berubah-ubah secara bergantian,
sehingga ada kalanya kita berada dalam performa optimal dan di lain waktu kita
justru merasa mandek. Jika saja kita bisa selalu mengatur keadaan yang terjadi
pada pikiran kita, maka kita akan selalu dapat mengatur perilaku kita. Hal ini
karena sesungguhnya perilaku kita adalah hasil dari keadaan pikiran kita. Jadi,
jika kita ingin mengubah perilaku kita, maka ubahlah keadaan pikiran kita.
Beberapa Ide Dan Cara Agar Anda Dapat Menjadi Lebih
Optimis
1. Lihatlah segala permasalahan dari sisi yang
konstruktif, ingatlah selalu bahwa apa pun yang terjadi, jangan biarkan hal itu
menurunkan semangat anda. Carilah hal-hal baik yang terkandung di dalam suatu
kejadian yang anda hadapi.
2. Netralkan segala pikiran-pikiran dan emosi negatif,
dan bicaralah kepada diri anda sendiri secara positif. Ungkapan-ungkapan
seperti, “Saya sangat bahagia”, “Saya sangat menyukai pekerjaan saya”, “Hari
ini adalah hari terindah”, dan lain sebagainya.
3. Ingatlah, bahwa setiap masalah yang anda hadapi
hanyalah bersifat sementara, spesifik, dan eksternal. Ingatlah bahwa segala hal
yang bersifat negatif merupakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan hal lain
dalam hidup anda.
4. Selalu tanamkan prinsip bahwa “tidak ada yang tidak
mungkin selama anda mau berusaha”, “hasil bukan ukuran, namun proses adalah
mutlak pembelajaran”, “sukses selalu diiringi dengan kesulitan-kesulitan dan
perjuangan berat”, atau “menjadi individu biasa itu mudah dan banyak dibandingkan
menjadi individu istimewa yang sukar dan sedikit. Kemudian carilah hal-hal
bagus yang mendukung pernyataan anda tersebut.
5. Jagalah pikiran anda kepada target dan tujuan yang
telah ditetapkan. Jika terjadi suatu tantangan dan masalah, maka katakanlah
pada diri anda bahwa hal tersebut bersifat sementara dan merupakan bahan
didikan bagi anda untuk lebih baik lagi di masa mendatang.
MENGELOLA PIKIRAN SECARA EFEKTIF
Sekarang
kita ketahui bahwa perilaku kita bergantung pada keadaan pikiran kita, sedangkan
keadaan pikiran kita sangat bergantung pada kesimpulan internal terhadap
pengalaman hidup kita. Pengalaman hidup kita secara umum masuk melalui tiga
pintu utama yaitu pendengaran atau auditory,
penglihatan atau visual, dan perasaan
atau kinesthetic. Pintu-pintu masuk
ini meneruskan pengalaman kepada otak.
“Katakanlah,
Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani bagi kamu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur,” (QS. Al-Mulk [67]:
23).
Melalui
proses generalisasi, penghapusan, pengurangan, penambahan dan lain sebagainya,
maka otak akan mengambil dan menyaringnya menjadi kesimpulan-kesimpulan
internal. Semua orang normal mempunyai akses yang sama terhadap ketiga pintu
masuk utama ini, yaitu visual (apa yang kita lihat), auditory (apa yang kita
dengar), dan kinesthetic (apa yang kita rasakan), tetapi akses utama setiap
orang berbeda-beda pada tingkatan yang berbeda pula. Ada orang yang bertipe
visual, ia lebih mudah bereaksi terhadap apa yang dia lihat. Adapula orang
bertipe auditory yang lebih mudah bereaksi terhadap apa yang ia dengar. Begitu
pula kinesthetic, paling kuat bereaksi terhadap apa-apa yang ia rasakan.
Setiap
orang memiliki ketiga unsur tersebut dalam dirinya masing-masing, tetapi pada
kebanyakan orang, mereka memiliki satu sistem yang dominan. Dengan mengetahui
perbedaan daya dan gaya seseorang, paling tidak anda dapat menyesuaikan sikap
anda dengan sikap serta perilaku orang lain di sekitar anda. Sebenarnya hal
seperti ini akan sangat membantu jika bisa kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam menjalin komunikasi dengan orang lain.
Ada
dua cara yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan atau mengubah
kesimpulan-kesimpulan internal kita, yaitu : Pertama, kita dapat mengubah apa yang telah kita simpulkan. Contoh,
jika ita telah menyimpulkan suatu skenario terburuk, maka kita dapat
mengubahnya menjadi skenario terbaik. Husnudzan,
dalam istilah Islam. Oleh karena semua itu pada dasarnya hanya sebatas persepsi
kita, mengapa kita tidak selalu membuat persepsi yang memberdayakan hidup
kita?. Kedua, kita bisa mengubah
bagaimana kita menyimpulkan sesuatu. Contoh, ada orang yang ketika melihat
suatu gambar, maka akan langsung sangat termotivasi untuk melakukan sesuatu.
Begitu pula ada orang yang ketika mendengar atau merasakan sesuatu, maka akan
langsung termotivasi.
Jadi,
kenalilah tipe kemampuan anda saat ini, apakah anda visual, auditory, ataukah
kinesthetic. Dengan mengenali diri anda secara utuh, anda bisa memotivasi diri
sendiri dengan sesuatu yang menimbulkan motivasi anda secara positif.
Bayangkanlah suatu kondisi di mana anda sangat termotivasi karenanya. Misalnya,
anda sangat termotivasi karena melihat film menarik, atau gambar tertentu, atau
musik tertentu, atau cerita dan pengalaman hidup tertentu. Untuk
mendayagunakannya lebih jauh, maka cobalah untuk msauk ke kondisi tersebut,
bayangkanlah secara presisi pengalaman tersebut. Anda perlu mengatahui apakah
ia terang atau gelap, berwarna atau hitam putih, dengan rupa seperti apa dan
sebesar apa. Jika ia berbentuk suara, maka anda perlu tahu lebih jauh seberapa
keraskah volumenya, keras atau lembut, jauh atau dekat, bergema atau tidak.
Jika ia kondisi di mana anda selalu termotivasi karenanya, maka bayangkanlah ia
secara jelas seolah-olah ia tampak di depan mata sendiri. Kemudian, perbesar
dan pertegaslah gambarnya, warnanya, ukurannya, bentuknya. Jika ia merupakan
kondisi yang menurunkan motivasi anda, maka buatlah bayangan itu muncul di
hadapan anda. Kemudian perkecil dan samarkanlah sedikit demi sedikit gambarnya,
buramkan warnanya dan perkecil bentuk serta ukurannya.
Pada
dasarnya, anda bisa menjalani kehidupan anda dengan salah satu dari dua cara.
Anda bisa membiarkan otak anda bekerja seperti yang sudah-sudah atau anda bisa
memilih secara sadar untuk mengelola otak anda sendiri dengan menanamkan suatu
tanda di dalam pikiran anda, semacam aba-aba, yang bisa memicu otak anda untuk
masuk ke kondisi yang anda harapkan. Satu hal lagi yang perlu anda pahami bahwa
semua pengalaman hidup kita akan tersimpan dan terekam rapi di dalam pikiran
bawah sadar kita, oleh karena itu untuk memahaminya lebih jauh, marilah kita
bahas sedikit tentang hal berikut.
Beberapa Ide Dan Cara Untuk Mendayagunakan Kekuatan
Pikiran Anda
1. Anda harus ingat bahwa apa pun yang pernah anda
lihat, dengar, sentuh, cium, rasakan, pikirkan, akan terekam secara permanen di
dalam pikiran anda.
2. Janganlah mudah memberikan batasan pada diri anda,
karena batasan yang ada saat ini hanyalah batasan yang ada di dalam pikiran
anda dan bersifat sementara. Ingatlah baik-baik prinsip “Jika orang lain bisa
melakukan, anda juga bisa melakukannya”.
3. Anda harus tahu bahwa pikiran anda akan merespons
sesuatu dari “pancingan” dan bukan “tekanan” kepada pikiran anda.
4. Apapun informasi yang masuk kepada anda, maka otak
anda akan merekamnya. Jika anda masukkan hal-hal positif, maka pikiran anda
akan merekamnya. Begitu pula jika anda memasukkan hal-hal negatif, maka pikiran
anda juga akan merekam semuanya.
5. Merenunglah sesaat sebelum tidur, mulailah memilih
dan mengingat-ingat hal-hal positif selama satu hari yang sudah anda jalani
tadi. Hal-hal positif apa yang sudah kita lakukan hari ini, maka itu semua kita
syukuri. Sementara hal-hal negatif apa saja yang sudah kita lakukan hari ini,
maka kita beristighfar dan itu semua kita buang jauh-jauh dari kehidupan kita.
KEKUATAN PIKIRAN BAWAH SADAR MANUSIA
Salah
satu bagian dari kekuatan utama pikiran manusia terletak pada pikiran bawah
sadarnya. Pikiran bawah sadar manusia adalah jumlah total pengalaman masa
lalunya. Sesungguhnya, apa-apa yang selama hidup pernah kita sentuh, pegang,
cium, rasa, bicarakan, lihat, dengar, dan lain sebagainya akan terekam kuat di
dalam pikiran kita. Tetapi, pikiran bawah sadar kita hanya akan menerima
perintah dari pikiran sadar, pikiran yang melihat fakta. Jika pikiran sadar
kita menerima fakta tentang rasa cinta, maka pikiran bawah sadar kita akan
menganggapnya sebagai perintah. Selanjutnya, ia akan mengeluarkan segala daya
dan kekuatan yang luar biasanya untuk mewujudkan rasa cinta tersebt menjadi
kenyataan.
Sesungguhnya
pikiran bawah sadar anda tidak akan dapat membedakan antara kenyataan dengan
sesuatu yang anda cita-citakan dan mimpikan. Pikiran bawah sadar kita dapat
juga diarahkan agar dapat membantu kita mencapai hasil yang diinginkan. Jika
anda memiliki suatu cita-cita, maka ucapkanlah cita-cita tersebut berulang
kali, di setiap waktu dan kesempatan, dengan berbagai kondisi yang menjadi
penekanannya. Dengan demikian, maka informasi ini akan tertanam kuat di dalam
pikiran bawah sadar anda dan kemudian akan membawa anda merealisasikan target
tersebut menjadi kenyataan.
Jika
anda adalah seorang siswa sebuah SMU, dan anda ingin berhasil lulus ujian dan
diterima di PTN idaman anda, maka berikanlah informasi tentang PTN idaman anda
tersebut kepada pikiran bawah sadar anda. Tempellah di buku-buku anda logo PTN
tersebut, tulislah di setiap lembar buku-buku pelajaran anda, nama dan program
studi yang anda inginkan di PTN tersebut, berkunjunglah di lingkungan PTN
tersebut, masuklah ke perpustakaan PTN tersebut, sering-seringlah berbicara dan
berdiskusi dengan teman anda yang sudah kuliah di PTN tersebut, dan lain
sebagainya. Ini adalah bagian dari cara mengatur dan memberikan informasi
kepada pikiran bawah sadar anda.
Jika
anda ingin membeli sebuah rumah, maka sering-seringlah berkunjung ke
rumah-rumah yang sedang dipasarkan, untuk melihat-lihat dan membandingkan satu
dengan yang lain. Jika anda ingin membuka usaha sendiri, maka sering-seringlah
berkunjung ke pameran wirausaha, mengunjungi teman yang sudah memiliki dan
menjalankan usaha sendiri, membaca berbagai majalah bisnis dan wirausaha,
membeli sedikit demi sedikit barang-barang yang diperlukan untuk usaha
tersebut, membuat rencana bisnis dan lain sebagainya. Jika di pikiran bawah
sadar anda telah tertanam semua informasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan
cita-cita anda, maka setiap hari anda akan merasakan desakan yang begitu kuat
yang muncul dari dalam diri anda untuk segera mencapai cita-cita tersebut. Ia
akan timbul secara refleks, bilamana anda bertemu dengan suatu fakta baru yang
bersinggungan dengan cita-cita anda. Inilah kekuatan pikiran bawah sadar anda
yang dapat anda manfaatkan untuk membantu mewujudkan setiap cita-cita anda.
Pikiran
bawah sadar kita tidak memiliki kapasitas untuk menolak atau mengurangi setiap
intruksi dan informasi yang diberikan oleh pikiran sadar kita, bahkan informasi
yang salah sekalipun akan dicerna sebagai suatu fakta kebenaran. Dengan
memanfaatkan dan mendayagunakan kekuatan pikiran bawah sadar kita, maka kita
sedang menyusun suatu fondasi yang sangat kukuh untuk bangunan keyakinan kita
terhadap kekuatan diri pribadi...
Billahi Fii Sabilil haq, Fastabiqul Khairat,..!!
Wassalamualaikum Wr. Wb..
1 komentar:
Borgata Hotel Casino & Spa - JamBase
Located inside of the Borgata 나주 출장마사지 Hotel Casino & Spa, Borgata Hotel Casino & 창원 출장안마 Spa 계룡 출장마사지 is a 넥스트 바카라 casino resort offering 시흥 출장안마 entertainment, dining, spa, and more.
Posting Komentar