Manusia di lahirkan dengan perasaan mampu melakukan
segalanya. Sebelum kemudian di kacaukan oleh pesan-pesan ketidakmampuan yang
datang dari lingkungannya. Perasaan mampu itu di tunjukkan dengan keberanian
untuk melakukan sesuatu. Perhatikanlah tingkah laku bayi berusia 8-9 bulan ke
atas ketika ia baru mulai bisa duduk dan mencoba untuk menirukan orang-orang
dewasa di sekitarnya. Dia akan mengeksplorasi dunianya dengan penuh keberanian
walaupun tubuhnya belum siap untuk melakukannya. Karena di kepalanya ia belum
memiliki konsep bahwa ia tidak mampu dan selalu ingin mencoba dan berusaha.
Rasa ingin tahu dan keberanian adalah kunci untuk sebuah
hasil yang kita inginkan. Dengan mengetahui keinginan dan potensi yang kita
miliki, secara sadar kita akan mampu total dalam berpikir, berbuat, dan mempertahankan
apa yang kita kehendaki. Namun juga, kita perlu mengetahui metode apa yang bisa
dilakukan dalam mengoptimalkan cara berpikir kita dalam memandang
keinginan-keinginan dalam kehidupan kita. Salah satu yang paling efektif dan
juga di jelaskan dalam buku “ Quantum Ikhlas “ “ Teknologi Aktivasi Kekuatan
Hati “ karya Erbe Sentanu, menjelaskan bahwa untuk mencapai sukses dalam hidup
perlu sinkronisasi dan totalitas antara pikiran, doa, dan usaha-usaha yang kita
lakukan. Bukti yang paling menarik juga adalah bahwa kolaborasi antara cara
pikir spiritual dengan cara pikir ilmiah akan menuntun diri kepada kekuatan
hati yang sejati, dengan mengetahui kekuatan hati dalam diri kita, kita akan
selalu memandang kehidupan di dunia dari sisi yang benar-benar berbeda.
Salah satu bukti yang juga merupakan mukjizat Al- Quran yang
akan menjelaskan apa yang selama ini kita teliti tentang pusat pikiran dan nurani
manusia yang hakiki, karena masalah ini masih dalam tahap permulaan dan ilmuwan
pun mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengungkap rahasia jantung bahwa di
dalamnya terdapat hormon-hormon akal dan berpikir. Hormon inilah yang
mengirimkan perintah-perintah akal ke seluruh organ tubuh, dan sesungguhnya
jantung adalah pusat akal dan berpikir, dan bukanlah sekedar tempat sirkulasi
darah semata. Allah benar-benar Maha Mengetahui, dan sesuai dengan firman-Nya.
Allah berfirman:
Allah berfirman:
ولقد ذرأنا لجهنم كثير من الجن والإنس، لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا بيصرون بها ولهم أذان لا يسمعون بها، ألـئك كالأنعام، بل هم أضل، ألـئك هم الغافلون
Dan kami (Allah) telah jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia; mereka memiliki qulub (jantung) akan tetapi jantungnya tidak mereka gunakan untuk memahami; mereka memiliki mata tapi tidak mereka gunakan untuk melihat; dan mereka memiliki telinga akan tetapi tidak mereka gunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka layaknya binatang ternak, bahkan lebih rendah daripada itu, dan merekalah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A'raaf, 179)
Dan kami (Allah) telah jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia; mereka memiliki qulub (jantung) akan tetapi jantungnya tidak mereka gunakan untuk memahami; mereka memiliki mata tapi tidak mereka gunakan untuk melihat; dan mereka memiliki telinga akan tetapi tidak mereka gunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka layaknya binatang ternak, bahkan lebih rendah daripada itu, dan merekalah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A'raaf, 179)
Bukti mengagumkan yang terbaru ini mengindikasikan bahwa
jantung kita (manusia) mulai berdetak pada janin bahkan sebelum otak terbentuk,
karena itu jantung sebetulnya merupakan perwujudan dan pemrakarsa utama dari
kehidupan manusia. Kemudian sebagai penguatannya, ilmuwan juga telah menemukan
penyebab mengapa jantung secara otomatis memulai fungsi pentingnya (detak
autoritmik) yang memberikan keberadaan bentuk fisik kita.
Para ahli ilmu saraf sudah menemukan bahwa ada lebih dari 40
ribu sel (neuron) di jantung. Berarti ini menandakan bahwa jantung memiliki
sistem sarafnya sendiri yang sering di sebut sebagai “ Otak Di dalam Jantung “
dan juga jantung kita mempunyai medan elektromagnetik 5000 kali lebih besar
daripada otak kita. Medan ini dapat di ukur dengan magnetometer dengan jarak
lebih dari 3 meter di luar badan fisik. Penjelasan ini memperkuat berbagai
pengajaran-pengajaran spiritual yang menyatakan manusia mempunyai medan energi
yang terus menerus mencampur satu sama lain, yang memungkinkan penyembuhan atau
pikiran serta perasaan positif di perlebar, di kirim, dan di tukar.
Ketika medan energi jantung di izinkan untuk mengalir lebih
deras ke otak, ilmuwan menemukan bahwa perasaan dan informasi yang terkirim
dari jantung ke otak dapat mempunyai efek transformatif pada fungsi otak,
memunculkan ketajaman intuisi yang lebih tinggi, dan meningkatkan perasaan
positif makmur sejahtera. Terlebih lagi, kolaborasi jantung dan otak ini
memunculkan keseimbangan dan keterikatan antara kedua organ tersebut dalam
mengeliminasi stres, memasuki kondisi kreativitas dan kedamaian di hati
seseorang secara bersamaan.
Oleh karena keterikatan yang sangat kuat ini, jantung mulai
di lihat sebagai saluran atau jalur penghubung jiwa, kesadaran tinggi, atau
energi spiritual yang masuk ke dalam manusia saat di lahirkan. Secara ilmiah,
ini mendukung pengajaran banyak agama dunia bahwa jantung adalah tempatnya jiwa
manusia. Karena itu ajaran spiritual menganjurkan bahwa sudah tugas manusia
untuk menggabungkan secara bersama energi jantungnya ke dalam hati yang damai.
Hati yang damai berarti adalah penyinkronisasian antara energi jantung dengan
energi otak dalam menumbuhkan sensasi positif.
Karena itulah kita selain perlu berpikiran positif
dengan apa yang kita inginkan juga perlu berperasaan positif dengan apa-apa
saja yang mungkin terjadi dalam tujuan mencapai keinginan tersebut. Kuncinya
adalah sinkronisasi dan totalitas dalam diri kita dalam mengubah “ main set “
kita ke dalam batasan-batasan yang lebih luas dan bukan batasan yang berasal
dari diri kita sendiri. Lalu di manakah potensi dan batasan kita saat ini ?.
Kapan kita akan memulai menyadarkan diri bahwa kita bisa lebih baik dari saat
ini ?. Mulaikah saat ini kita temukan apa yang seharusnya kita miliki ?..