Sebagai seorang pendidik, kita
dituntut harus selalu dapat mengomunikasi kepada peserta didik apa yang akan
kita sampai, baik berkenaan dengan materi, pemahaman, atau dalam mendiskusikan
ilmu dan pengetahuan kepada peserta didik. Seorang guru wajib memiliki dasar
kompetensi dan landasan berpikir yang benar terutama dalam memberikan reinforcement kepada peserta didik saat
belajar dan pembelajaran.
Cara Menarik Perhatian Anak Didik |
Dalam setiap proses
belajar-mengajar berlangsung, seluruh aspek kejiwaan guru dan peserta didik
terlibat secara aktif. Dalam proses tersebut, bukan hanya fisik atau pikiran
semata, namun perasaan, pengalaman, bahasa tubuh, dan emosi akan saling
mendukung satu sama lain. Sekarang kita tahu bahwa proses belajar-mengajar di
kelas tidak sesederhana yang kita bayangkan. Guru tidak hanya datang ke kelas,
menyampaikan pelajaran, memberi tugas, menilai, lalu pulang. Tetapi, diperlukan
pendekatan-pendekatan secara psikologis agar tujuan pendidikan itu tercapai
bagi peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran,
guru yang baik harus bisa menjalin hubungan baik dengan peserta didiknya secara
emosional. Karena peran emosi sangat signifikan dalam mendukung keberhasilan
pendidikan, karena dengan adanya kontak emosional tersebut guru mampu menarik
perhatian peserta didiknya dalam setiap kegiatan-kegiatan di kelas.
Salah satu kiat untuk menarik
perhatian peserta didik adalah rasa percaya diri pada guru. Seorang guru yang
baik dalam memberikan suatu penjabaran atau penjelasan, dia mampu mengomunikasikan
penjelasan itu tidak hanya secara verbal, namun juga mampu menjelaskan secara
non-verbal. Artinya, ketika seorang menyampaikan sebuah penjelasan kepada
peserta didik, guru itu juga menggunakan bahasa-bahasa tubuhnya untuk
menguatkan atau menekankan kesan penjelasan itu sehingga terlihat mantap.
Dalam sebuah kelas yang diisi
siswa-siswa yang aktif, terlalu banyak komunikasi verbal memang bisa menjadi
kontraproduktif. Perhatian peserta didik bisa hilang karena mereka bisa bosan
mendengar penuturan guru yang datar dan monoton. Keterampilan menggunakan
komunikasi verbal dan non-verbal menjadi syarat mutlak yang mendukung para guru
mengendalikan situasi kelas. Dengan mengenal sikap, perilaku, tindakan, dan
gerak tubuh, maka guru akan mudah mengembangkan pendekatan-pendekatan terutama
kepada peserta didiknya.
Berikut ini ada beberapa teknik
yang bisa digunakan oleh anda yang berprofesi sebagai guru untuk menarik
perhatian siswa-siswi anda, yaitu :
A.
ILUSTRASI
Para siswa-siswi selalu normalnya selalu dipenuhi
oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu itu membuat mereka menerka-nerka apa yang
dijelaskan oleh guru. Peserta didik akan lebih mudah mencerna apa yang
disampaikan oleh guru dengan gambaran-gambaran yang konkret. Misalnya guru
menyampaikan tentang bagaimana menularnya penyakit diare, guru perlu
menggunakan seperangkat alat yang dapat memudahkan siswa-siswi memahami
prosesnya, contoh; dengan gambar, slide animasi, atau alat peraga lainnya yang
secara langsung dapat memberikan peserta didik penalaran tentang penjelasan itu
secara konkret.
B.
REPETISI
Repetisi berfungsi memperjelas komunikasi antara
guru dengan siswa-siswinya sebab tidak semua peserta didik dapat menyerap
pembelajaran dengan baik. Teknik ini berkenaan dengan mengulangi garis besar
dari materi-materi pembelajaran yang pada awalnya sudah dijelaskan, untuk
menarik perhatian siswa-siswi yang sebelumnya belum menyimak dengan baik.
C.
INTONASI
Intonasi suara cenderung mempengaruhi arti pesan
secara dramatis sehingga pesan akan menjadi lebih berbeda. Ketika kita
mencermati pembicaraan seseorang, arus ujaran yang sampai ke telinga kita akan
terdengar bervariasi. Hal ini dikarenakan bagian-bagian dari arus ujaran itu
tidak sama nyaring diucapkan. Ada bagian yang diucapkan lebih keras ada bagian
yang diucapkan lebih lembut, dan ada bagian yang diucapkan lebih tinggi, serta
ada pula bagian yang lebih rendah. Keseluruhan dari gejala-gejala ini yang
terdapat dalam suatu tutur disebut intonasi.
Intonasi bukan suatu gejala tunggal dalam
komunikasi, tetapi hasil dari perpaduan berbagai gejala, seperti tekanan
(stress), nada (pitch), durasi, jeda, suara yang meninggi, dan mendatar, atau
merendah pada akhir arus ujaran tadi. Intonasi dengan semua unsur pembentuknya
itu disebut dengan unsur suprasegmental bahasa.
D.
EKSPRESI WAJAH
Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang
digunakan dalam berkomunikasi, menunjukkan emosi, atau merespons suatu pesan.
Ketika guru menyampaikan pelajaran dengan didukung ekspresi wajah yang tepat,
maka minat peserta didik untuk menyimak akan menjadi sangat besar. Begitu juga
ketika guru hanya menampilkan ekspresi wajah yang datar, maka siswa-siswi akan
cepat bosan.
E.
TATAPAN MATA
Kontak mata secara saksama ke arah siswa dapat
menarik perhatian mereka serta terlibat langsung dalam interaksi antarpribadi.
Misalnya; bercakap-cakap, bekerja sama, dan bersahabat dengan siswa-siswi.
Kontak mata terjadi secara langsung ketika berbincang dan umumnya sangat
menentukan kebutuhan psikologis yang memudahkan guru memantau efek komunikasi
antarpribadi.
F.
GERAK TUBUH
Dalam mengatasi perilaku siswa-siswi yang mengganggu
kegiatan belajar, guru bisa memberi penguatan melalui gerakan-gerakan tubuh,
misalnya melipat kedua tangan di depan dada, mendekatkan telunjuk ke mulut, dan
lain sebagainya. Gerak tubuh sering juga disebut gestur yang merupakan bentuk perilaku non-verbal pada tangan, bahu,
dan jari-jari.
G.
PERCAYA DIRI
Guru yang baik semestinya tidak menampakkan sikap
murung, gugup, stres, putus asa, dan lain sebagainya di depan kelas, terlebih
jika sikap-sikap tersebut dipicu oleh masalah-masalah yang tidak ada
hubungannya dengan peserta didik. Hal seperti ini sering terjadi, seolah-olah
guru hendak melampiaskan kekesalan hatinya pada siswa-siswinya. Padahal, kalau
hal itu dibiarkan dampaknya akan sangat merugikan bagi mental belajar peserta
didik.
Sikap percaya diri pada guru sering ditampilkan dari
gaya bicara, gestur, ekspresi wajah, intonasi, maupun kontak mata. Seorang guru
yang nampak ceria dan berbagi kegembiraan akan lebih disukai oleh siswa-siswi
karena secara tidak langsung peserta didik merasa nyaman ketika di dekatnya.
H.
MENGENALI
TANDA-TANDA STRES
Pada saat seorang guru mengajar di kelas, kondisi
siswa-siswi dalam kelas itu berbeda-beda. Kondisi yang dimaksudkan adalah
kondisi stres (tertekan) karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Banyak orang
berpendapat bahwa sentuhan bisa memberikan kepastian, kenyamanan, maupun
kepercayaan. Memberi sentuhan kepada siswa, misalnya dengan membelai kepala,
menyentuh tangan, atau menepuk bahu pada situasi tertentu bisa memberikan
kenyamanan bagi siswa. Tapi perlu diingat, sentuhan-sentuhan yang dimaksud
hanya sebatas menguatkan apa yang guru sampaikan dan perlu memperhatikan
tingkatan stres peserta didik di dalam kelas.
Stres yang terjadi pada guru maupun para peserta
didik sudah pasti akan memicu perhatian kelas. Karenanya, guru harus jeli
mencermati berbagai perubahan di kelas yang berpotensi pada kemungkinan munculnya
gangguan belajar. Ketika guru memberikan sentuhan kepada siswa, mungkin sikap
ini dimaksudkan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih fokus dalam
belajar. Tanda-tanda stres pada siswa yang sering ditampilkan adalah perilaku
berlebihan, menunjukkan kecemasan, suka diam, menyendiri, menolak untuk
bergabung dengan kelompok, tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas-tugas
sekolah yang diberikan kepadanya, mengganggu teman-temannya, nahkan mengundang
konfrontasi dengan guru.
Karena itulah guru sebelum mengajar perlu
mempersiapkan kesiapan kelas untuk menerima pelajaran. Jika ada potensi stres
pada peserta didik yang tidak bisa dideteksi atau guru tidak bisa
mengendalikan, itu akan mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar. Potensi gangguan
bisa terjadi secara individual atau komunal selama berlangsungnya pelajaran. Keinginan
peserta didik untuk dihargai merupakan hal yang wajar, mereka selalu ingin diperlakukan
sama seperti yang lainnya. Karena itu, tidak heran ada anak yang suka
bertengkar atau bertingkah di luar dugaan hanya untuk meraih perhatian dari
orang sekelilingnya. Meski gejala semacam ini dianggap tidak wajar, namun
apabila kita telusuri akar masalahnya akan kita temukan bahwa ada
kebutuhan-kebutuhan mendasar pada anak-anak yang belum terpenuhi.
Keterampilan menarik perhatian peserta didik bagi
setiap guru sangat penting artinya dalam mempertahankan kendali dan menghindari
potensi perilaku menyimpang di kelas. Dengan begitu anda akan selalu berusaha
total dalam setiap usaha pendidikan yang ada berikan kepada anak-anak didik
anda. Semoga bermanfaat. Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat,
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,..!!
SUMBER RUJUKAN:
§ Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
§ Liliweri, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: Citra Aditya Bhakti.
§ Usman, M.U. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
§ Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.