Pengertian Hubungan Antar Individu
Sebagai manusia, seorang individu
tidak dapat menghindar dari jalinan hubungan dengan individu lain
sesamanya. Kita cenderung memiliki kadar
yang berbeda dalam hal membutuhkan orang lain, demikian pula mengenai nilai
penting kuantitas dan kualitas hubungan antarpribadi individu masing-masing. Dalam
hubungan interpersonal yang baik ciri-cirinya adalah : percaya (trust), sikap suportif (supportiveness), dan sikap terbuka (open-mindedness). Dalam sebuah hubungan
interpersonal yang baik selalu terdapat rasa saling percaya dengan partner atau
individu dalam interaksi interpersonal tersebut. Sebuah hubungan yang baik
selalu memiliki unsur-unsur keadilan dalam interaksinya dengan individu lain,
sikap suportif terhadap apa yang orang lain miliki dengan sikap tidak ingin
mengecewakan seseorang. Juga yang paling penting dalam sebuah hubungan
interpersonal yang baik, sikap dan tindakan yang tidak terikat dengan
perbedaan-perbedaan pendapat atau asumsi-asumsi sendiri sehingga tidak akan
mempengaruhi kadar hubungan tersebut atau dengan kata lain sikap toleransi,
tenggang rasa, berperasaan positif dengan yang terjadi dalam hubungan
interpersonal tersebut terjalin dengan baik.
Memelihara Hubungan dan Komunikasi Antar Pribadi
Dalam kehidupan, sudah menjadi
hakikatnya manusia saling membutuhkan satu sama lainnya. Hal itulah yang
membuat hubungan interpersonal menjadi sebuah keharusan dalam kehidupan
manusia. Hubungan interpersonal yang baik dalam menumbuhkannya selalu memerlukan
komunikasi dan interaksi yang baik pula. Hubungan yang baik tidak datang dengan
sendirinya, selalu melalui proses dalam pengembangan hubungan tersebut, berikut
ini penjelasannya :
a.
Self Disclosure. merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada
orang lain dan sebaliknya. Sidney
Jourard (1971) menandai sehat atau tidaknya komunikasi interpersonal itu dengan
melihat keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi. Mengungkapkan yang
sebenarnya mengenai diri kita kepada orang lain yang juga bersedia
mengungkapkan yang sebenarnya tentang
dirinya, dipandang sebagai ukuran dari hubungan yang ideal.
b.
Social Penetration. Altman dan Taylor (1973), suatu proses di mana orang saling
mengenal satu dengan lainnya. Penetrasi merupakan proses bertahap, dimulai dari
komunikasi basa-basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut
topik pembicaraan yang lebih pribadi/akrab, seiring dengan berkembangnya
hubungan yang baik.
Hubungan yang
baik tidaklah terjalin dengan sendirinya, selalu terdapat proses individu untuk
saling mengenal dan memahami karakteristik dan sifat masing-masing.
Komunikasi atau hubungan bila
dilihat dari segi bentuk komunikasinya secara garis besar dibagi ke dalam tiga
sistem (Liliweri, 1991), yaitu :
a.
Komunikasi pribadi yang
terbagi menjadi dua, yakni :
· Komunikasi intrapribadi, yaitu proses komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang/
diri sendiri.
· Komunikasi antarpribadi, yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara individu satu
dengan individu lainnya.
b.
Komunikasi kelompok yaitu
proses komunikasi yang terjadi pada suatu kelompok manusia, terbagi dalam :
· Kelompok kecil yaitu kuliah, diskusi panel, simposium seminar.
· Kelompok besar atau komunikasi di depan umum (Public speaking).
c.
Komunikasi massa yaitu
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar individu.
Kompetensi Interpersonal
Buhrmester, dkk (1988)
menyatakan kompetensi interpersonal meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a.
Kemampuan berinisiatif,
Menurut Buhrmester (1988) inisiatif adalah usaha untuk memulai suatu bentuk
interaksi dan hubungan dengan orang lain, atau dengan lingkungan sosial yang
lebih besar. Inisiatif merupakan usaha pencarian pengalaman baru yang lebih
banyak dan luas tentang dunia luar, juga tentang dirinya sendiri dengan tujuan
untuk mencocokkan sesuatu atau informasi yang telah diketahui agar dapat lebih
memahaminya.
b.
Kemampuan untuk bersikap
terbuka (self-disclosure) Kemampuan membuka diri merupakan kemampuan
untuk membuka diri, menyampaikan informasi yang bersifat pribadi dan
penghargaan terhadap orang lain. Kartono dan Gulo (1987) mengungkap bahwa
pembukaan diri adalah suatu proses yang dilakukan seseorang hingga dirinya
dikenal oleh orang lain. Sears, dkk, (1991) menyatakan bahwa kemampuan membuka
diri diwujudkan dengan perilaku orang yang melakukan kegiatan membagi perasaan
dan informasi yang akrab dengan orang lain.
c. Kemampuan bersikap asertif,
Menurut Pearlman dan Cozby (1983) asertivitas adalah kemampuan dan kesediaan
individu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan secara jelas dan dapat
mempertahankan hak-haknya dengan tegas. Dalam konteks komunikasi interpersonal
sering kali seseorang harus mampu mengungkapkan ketidaksetujuannya atas
berbagai macam hal atau peristiwa yang tidak sesuai dengan alam pikirannya.
d. Kemampuan memberikan
dukungan emosional, Kemampuan memberikan dukungan emosional sangat berguna
untuk mengoptimalkan komunikasi interpersonal antar dua pribadi. Beker dan
Lemie (dalam Buhrmester, dkk, 1988) dukungan emosional mencakup kemampuan untuk
menenangkan dan memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut
dalam keadaan tertekan dan bermasalah. Kemampuan ini lahir dari adanya empati
dalam diri seseorang.
e.
Kemampuan dalam mengatasi
konflik, Kemampuan mengatasi konflik meliputi sikap-sikap untuk menyusun
strategi penyelesaian masalah, mempertimbangkan kembali penilaian atau suatu
masalah dan mengembangkan konsep harga diri yang baru. Menyusun strategi
penyelesaian masalah adalah bagaimana individu yang bersangkutan merumuskan
cara untuk menyelesaikan konflik dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar