Pada dasarnya setiap kegiatan yang
bersangkutan dengan aktivitas konseling selalu berkaitan dengan bagaimana
seseorang itu berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu apabila anda ingin
memahami seseorang yang mungkin memiliki permasalahan, anda harus memperhatikan
cara seseorang menatap, berbicara, dan bertindak.
Anda mungkin pernah melihat seseorang
menunjukkan perilaku yang aneh dan berlainan dari biasanya, misalnya teman atau
orang yang anda kenal menunjukkan perubahan yang janggal, seperti berikut ini :
·
Seseorang yang biasanya ceria, lucu,
penuh kasih, dan energik tiba-tiba menjadi pendiam, menyendiri, dan tidak
komunikatif.
·
Seseorang yang sebelumnya kooperatif
kini tampak angkuh dan egois.
· Isi atau tema pembicaraan seseorang
selalu terfokus pada persoalan tertentu (misalnya, tidak mempunyai uang, sakit,
atau kesepian).
· Seseorang yang biasanya ramah kini
menarik diri dari pergaulan dan asyik dengan diri sendiri, tidak berbicara
dengan orang lain, dan diam seribu bahasa.
· Seseorang yang sebelumnya selalu
memperhatikan penampilannya sekarang tampak kusut dan tidak rapi.
·
Mata seseorang terlihat sembab
seolah-olah baru saja menangis.
· Ekspresi wajah seseorang menunjukkan
dirinya sedang bersedih, kurang sehat, atau cemas.
· Seseorang yang anda kenal baik kini
menjaga jarak dan memusuhi anggota keluarga lain atau rekan kerjanya.
·
Seseorang enggan bertatapan mata
dengan anda.
·
Seseorang mudah menitikkan air mata
dan itu tidak biasanya terjadi padanya.
·
Nada suara seseorang tertekan, atau
suaranya terputus-putus atau gemetar.
· Seseorang
berusaha tampil seolah-olah semuanya baik-baik saja, dan berusaha menutupi
sesuatu yang salah.
Semua perilaku di atas menunjukkan bahwa
seseorang sedang mengalami gangguan emosional atau terlilit masalah yang perlu
dipecahkan. Juga penting anda perhatikan seseorang yang sedang terganggu
emosinya :
·
Caranya menatap
·
Apa yang dikatakannya
·
Gaya bicaranya
·
Caranya melangkah
· Apa
yang dilakukannya
Semua isyarat-isyarat dan perilaku yang
ditunjukkan oleh individu yang bermasalah tersebut adalah komunikasi yang belum
ditangkap oleh anda yang ingin menerapkan keterampilan konseling serta membantu
orang lain. Semua respons tergantung pada diri anda, apakah anda ingin membantu
orang tersebut atau bersikap tak usah peduli. Ketika anda memilih untuk
membantu orang tersebut, apa yang pertama akan anda lakukan?.
Mengajak
Seseorang Berbicara
Ketika anda ingin membantu seseorang dari
permasalahannya, pertama yang akan anda lakukan tentunya ingin memastikan atau
meraba apa yang sebenarnya dirasakan oleh orang tersebut. Memastikan hal
tersebut bisa anda lakukan dengan berbicara langsung dengan seseorang tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali informasi dari seseorang dapat anda
jadikan kesimpulan ketika anda berbicara dengan orang tersebut, misalnya
pertanyaan-pertanyaan yang seperti :
§
Saya benar-benar mengkhawatirkanmu,
apakah kamu mempunyai masalah yang mengganggu pikiranmu ?
§
Saya merasa cemas, apakah ada sesuatu
yang mengganggumu ?
§ Apakah
ada sesuatu yang mengkhawatirkanmu, atau kamu baik-baik saja ?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini ditujukan
untuk menimbulkan umpan balik dari seseorang yang anda ajak bicara mengenai apa
yang dia rasakan. Ajakan-ajakan awal untuk berbicara ini memiliki format yang sama,
yakni terdiri dari dua hal penting :
1. Umpan
balik yang tepat atas apa yang terlihat atau anda tangkap dari tampilan
seseorang itu saat ini.
2. Pertanyaan tentang ada tidaknya
sesuatu yang mengganggunya. Pertanyaan ini merupakan ajakan tak langsung untuk
berbicara, dan berfungsi untuk memastikan apakah orang tersebut mempunyai
masalah yang mengganggu atau tidak.
Ketika anda sudah mengetahui apa yang
seseorang tersebut rasakan, misalnya dia mengalami pertengkaran dengan keluarga
atau hal-hal yang lain, hal tersebut mengganggunya dalam bekerja atau belajar.
Anda perlu memutuskan apakah hal tersebut dapat anda bantu atau tidak,
pertimbangan seperti ini penting karena setiap individu memiliki
batasan-batasan dalam berkomunikasi atau berbuat. Ada beberapa hal yang perlu
anda pertimbangkan :
1. Apakah
situasinya tepat untuk membantunya ?
2. Apakah
waktunya tepat untuk membantunya ?
3.
Apakah anda orang yang tepat untuk
membantunya ?
Pertimbangkanlah faktor-faktor tersebut
ketika membuat keputusan untuk memberikan ajakan lebih jauh kepada seseorang
untuk meneruskan pembicaraan.
Apakah
Situasinya Tepat ?
Anda perlu bersikap hati-hati ketika
mengajak seseorang untuk berbicara agar anda tidak mempermalukannya. Jika ada
orang lain lagi yang mendengar pembicaraan anda dengannya, tentu dia malu untuk
mengungkapkan masalah pribadinya. Jika masalahnya menyakitkan, dia akan merasa
tertekan dan bahkan dapat menangis ketika memulai pembicaraan.
Apakah anda memperhatikan bahwa kebanyakan
orang lebih suka membuat kesan positif? Ketika anda bertanya kepada seseorang
“Apa Kabar?”, jawabannya sering kali “Baik” atau “Sangat Baik”, sekalipun
kondisi senyatanya tidak demikian. Ada sejumlah alasan mengapa orang-orang
dalam kasus ini cenderung melontarkan jawaban positif. Alasan pokoknya adalah
bahwa mereka lebih suka merahasiakan masalah-masalahnya untuk menjaga privasi,
dan mereka merasa malu ketika orang lain melihat perilaku emosional mereka.
Apakah
Waktunya Tepat ?
Kadang-kadang, meskipun situasinya
memungkinkan namun waktunya tidak tepat. Anda harus memahami waktu yang tepat
ketika ingin mengajak seseorang berbicara tentang hal yang penting. Jelasnya,
memutuskan kapan harus mengajak seseorang berbicara tentang masalah-masalahnya
adalah sebuah proses yang sangat subjektif dan menuntut kepekaan dan sikap
menghargai orang yang akan kita bantu. Anda perlu mempertimbangkan waktu dan
situasi yang benar-benar tepat.
Apakah
Anda Orang yang Tepat ?
Sebelum mengajak seseorang berbicara, anda
perlu menimbang pertanyaan, “Apakah saya adalah orang yang tepat, atau tidak?”.
Sebelum mengajak seseorang untuk berbicara, anda perlu memikirkan
persoalan-persoalan tentang perbedaan gender, budaya, dan ras suku. Anda perlu
memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan diri sendiri dan seseorang untuk menentukan
batas-batas yang tepat sesuai dengan situasinya. Anda bahkan harus
memperhatikan pentingnya privasi dan kerahasiaan orang yang anda ajak bicara,
dan bertanyalah kepada diri sendiri apakah kedekatan hubungan anda dengannya
memungkinkan terjaganya kerahasiaan hal tersebut.
Bagaimanapun juga, sebelum mengajak
seseorang untuk berbicara, anda perlu memikirkan apakah kedekatan hubungan anda
dengan orang tersebut cukup membuatnya percaya kepada anda dan menganggap anda
sebagai orang yang tepat untuk menumpahkan masalah-masalahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar