Manusia
adalah makhluk sempurna yang memiliki akal dan perasaan dengan kadar yang sama
namun dengan kapasitas berbeda-beda. Ruang lingkup akal adalah logika dan
penalaran, sedangkan ruang lingkup dalam perasaan adalah emosi dan imajinasi.
Dalam keseharian kita sering menyebutkan sebuah kata dalam bentuk yang
berbeda-beda namun dengan maksud dan makna yang sama, semua itu disebut
definisi, apa itu definisi? Mudahnya ada di bawah ini :
A. Pentingnya Definisi
Penyimpulan sebagai
dasar analisis dalam logika hanya akan efektif jika ada struktur kata yang
menjadi fondasi kesempurnaan ilmu pengetahuan. Karena itu, diperlukan proses
mendefinisikan setiap kata serta membatasi medan semantiknya agar setiap kata
benar-benar jelas dan dapat dipahami secara sempurna. Meskipun begitu, tidak
jarang masing-masing orang berbeda dalam upaya membatasi pengertian serta
mengkalkulasi medan semantik dari suatu kata. Dalam konteks inilah kita
membutuhkan definisi yang bersifat logis, yaitu definisi yang dapat membatasi
sebuah term secara akurat. Jadi, definisi adalah alat untuk memahami term
(kata) sekaligus konsepnya. Biasanya, hal ini dikenal juga dengan penjelasan.
B. Macam-Macam Definisi
1. Definisi yang terdiri dari term-term
substansial (definisi yang menunjukkan unsur-unsur hakiki dari term), baik
sebagian ataupun keseluruhan. Definisi ini memiliki dua bentuk :
a.
Definisi yang terdiri dari
sifat-sifat esensial dari sesuatu yang didefinisikan. Definisi ini disebut
dengan Definisi Analisis Sempurna, misalnya definisi manusia adalah “hewan yang
berpikir”.
b. Definisi yang sebagiannya terdiri
dari sifat-sifat esensial, tetapi sebagian yang lain merupakan sifat-sifat
esensial yang jauh. Atau definisi yang sebagiannya saja terdiri dari
sifat-sifat esensial. Definisi ini disebut dengan Definisi Analisis Tidak
Sempurna, misalnya definisi manusia sebagai “fisik yang berpikir”, atau
misalnya disebut manusia “yang berpikir” saja.
2. Definisi yang sebagiannya terdiri
dari sifat-sifat esensial dan sebagian lagi terdiri dari aksiden-aksiden.
Definisi ini disebut dengan Definisi Deskriptif. Terdapat dua bentuk definisi
deskriptif ini :
a.
Definisi yang bagian unsur-unsurnya
terdiri dari sifat-sifat esensial, tetapi sebagian lagi terdiri dari Propprium
atau atribut pelengkap (aksidental). Definisi ini disebut dengan Definisi
Deskriptif Sempurna, misalnya definisi manusia adalah “hewan yang bisa
berbicara”. Definisi terdiri dari term “hewan” yang merupakan substansi dekat,
dan susunan “bisa berbicara” merupakan propprium.
b.
Definisi yang terdiri dari
sifat-sifat non-esensial dan propprium, atau hanya terdiri dari propprium saja.
Definisi ini disebut dengan Definisi Deskriptif Tidak Sempurna, misalnya
definisi manusia adalah “fisik yang bisa tertawa”, atau disebut “bisa tertawa”
saja.
Dari penjelasan dan
contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat macam definisi :
1.
Definisi Analisis Sempurna, yaitu
definisi yang terdiri dari genus dan differensia yang sama-sama dekat.
2. Definisi Analisis Tidak Sempurna,
yaitu definisi yang terdiri dari genus jauh dan differensia dekat, atau hanya
differensia dekat saja.
3. Definisi Deksriptif Sempurna, yaitu
definisi yang terdiri dari genus dekat dan propprium.
4. Definisi Deskriptif Tidak Sempurna,
yaitu definisi yang terdiri dari genus jauh dan propprium, atau hanya propprium
saja.
C. Bentuk-Bentuk Definisi Propprium
1. Definisi Sinonim, adalah definisi
kata dengan kata lain yang lebih menjelaskan, misalnya menjelaskan budak dengan
hamba sahaya.
2. Definisi dengan Contoh, misalnya
mendefinisikan manusia dengan “dia itu seperti Muhammad”.
D. Syarat-Syarat Definisi
1. Definisi harus sesuai dengan yang
didefinisikan, artinya bersifat komprehensif dan tepat. Karena itu, suatu
definisi tidak boleh terlalu luas sehingga memasuk-kan unsur-unsur yang
seharusnya masuk dalam definisi. Sebaliknya juga, definisi tidak boleh terlalu
sempit sehingga tidak mencakup unsur-unsur yang didefinisikan. Karena itu
misalnya, tidak boleh mendefinisikan “kata benda” dengan “kata yang memiliki
makna” karena definisi ini sangat luas sehingga memasukkan unsur predikat di
dalamnya. Begitupun juga, tidak boleh mendefinisikan “manusia” dengan “hewan
yang dapat membaca dan menulis” karena definisi ini terlalu sempit dan
mengesampingkan orang yang tidak dapat baca-tulis (awam).
2. Definisi harus lebih jelas dari yang
didefinisikan agar definisi benar-benar tepat sasaran. Artinya, definisi harus
mampu menjelaskan hakikat yang didefinisikan. Karenanya, definisi tidak boleh
kabur dengan yang didefinisikan, atau malah lebih tidak jelas dari yang
didefinisikan, misalnya definisi “bilangan genap” sebagai “bilangan ganjil
ditambah satu”, juga definisi “udara” dengan definisi “benda halus yang
menyerupai napas”.
3. Definisi harus menghindari
pengulangan. Artinya, definisi tidak boleh terdiri dari kata-kata yang
didefinisikan, misalnya tidak boleh mendefinisikan pengetahuan dengan
“konseptualisasi sesuatu yang diketahui dalam akal pikiran”, karena term yang
“diketahui” adalah term yang didefinisikan itu sendiri.
4.
Definisi tidak boleh terdiri dari :
a. Kata-kata kiasan. Misalnya, kita
tidak dapat mendefinisikan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah “samudera
penghilang dahaga”.
b. Kata-kata yang memiliki kompleksitas
makna, misalnya definisi air adalah “materi”. Definisi dengan menggunakan kata
kiasan dan kata yang memiliki komplikasi makna bisa saja dilakukan jika
terdapat kata pembanding yang dapat menjelaskan makna yang dimaksud oleh kata
kiasan atau kata yang memiliki kompleksitas makna tersebut. Misalnya,
mendefinisikan ilmu pengetahuan dengan “samudera penghilang kebodohan manusia”,
atau juga definisi air sebagai “materi yang cair”.
Keberadaan
definisi dalam kehidupan kita sangat erat, karena pada hakikatnya manusia
adalah makhluk sosial yang berarti saling memiliki ketergantungan dan
keterlibatan pada individu satu dengan individu lain masing-masing dari bagian
kehidupannya. Dengan memahami bentuk pemahaman tentang definisi, itu akan
meningkatkan kualitas wicara anda, sehingga menghindari kesalahpahaman dalam
komunikasi atau berbicara dengan orang lain.
Semoga
bermanfaat....
Billahi
Fii Sabillil Haq, Fastabiqul Khairat...
Wassallamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar