Teori Komunikasi Antar
Pribadi Sebagai Suatu Proses yang Berkembang
Sejarah
Komunikasi Manusia
Sejarah
perkembangan komunikasi manusia dapat ditelusuri sejak sekitar 4000 tahun
sebelum Masehi. Sejak zaman itu hingga sekarang, sejarah perkembangan
komunikasi manusia dapat dibagi dalam 4 (empat) era perubahan :
§ Era Komunikasi Tulisan,
§ Era Komunikasi Cetakan,
§ Era Komunikasi Telekomunikasi,
§ Era Komunikasi Interaktif.
Era
komunikasi tulisan terjadi sejak Bangsa Sumeria mulai mengenal kemampuan
menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4000 tahun sebelum Masehi. Era
komunikasi cetakan diawali dengan ditemukannya mesin cetak hand-pres oleh
Gutenberg pada tahun 1456. Era
telekomunikasi dimulai sejak penemuan alat telegrap oleh Samuel Morse pada
tahun 1844. Era komunikasi interaktif, mulai terjadi pada tahun 1946, dengan
ditemukannya Mainframe computer ENIAC dengan 18.000 vacuum tubes oleh para ahli
dari universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.
Sejarah
Perkembangan Ilmu Komunikasi
Sejarah
perkembangan ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak zaman Yunani kuno, beberapa
ratus tahun sebelum Masehi. Sejak itu perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi
dalam (4) empat periode tradisi retorika. Kedua, periode pertumbuhan yang
terjadi dari tahun 1900 hingga Perang Dunia II. Ketiga, periode konsolidasi
yakni sejak usainya Perang Dunia II hingga tahun 1960-an. Keempat, adalah
periode teknologi komunikasi yang terjadi sejak tahun 1960-an hingga sekarang.
Di
Indonesia, pendidikan ilmu komunikasi baru dimulai pada tahun 1949. Hingga
tahun 1970-an bidang kajian komunikasi yang dipelajari umumnya dititikberatkan
pada bidang jurnalistik dan penerangan. Pada masa sekarang ini, jumlah
perguruan tinggi yang semakin luas, tidak hanya terbatas pada bidang
jurnalistik dan penerangan.
Perspektif
pengembangan, yaitu definisi komunikasi antar pribadi yang dilihat dari proses
pengembangannya. Komunikasi dalam definisi ini dianggap sebagai proses yang
berkembang, yakni dari hubungan yang bersifat impersonal meningkat menjadi
hubungan interpersonal. Suatu proses komunikasi dikatakan bersifat
interpersonal bila berdasarkan pada :
a)
Data psikologis,
b)
Pengetahuan yang dimiliki, dan
c)
Aturan-aturan yang ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi.
Analisis
pada tingkat psikologis. Apabila prediksi/prakira yang dibuat komunikator
terhadap reaksi komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan didasarkan atas
analisis pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka dapat dikatakan
komunikator melakukan prediksi pada tataran psikologis.
Pada mulanya komunikasi hanya
sekedar alat antar manusia untuk saling berhubungan. Dan pada waktu itu,
komunikasi dianggap sebagai kegiatan biasa yang tidak dianggap sebagai sesuatu
yang harus diperhatikan, dikaji, atau distrukturkan dalam bentuk yang pasti.
Pada abad ke-5 sebelum masehi, Di Yunani berkembang suatu ilmu yang mengkaji
proses pernyataan antar manusia, namanya retorika berasal dari bahasa
Yunani retorike yang berarti berdebat, dari akar kata rekor (orang
yang berpidato). Retorika berarti seni pidato dan berargumentasi yang
bersifat menggugah atau seni menggunakan bahasa secara lancar untuk memengaruhi
dan mengajak. Sejak abad itu, segala urusan yang berhubungan dengan gagasan,
pernyataan, dan keinginan untuk menyampaikan kepada orang lain mendapatkan
perhatian khusus. Banyak tokoh bermunculan yang mengkaji retorika, mulai
dari mazhab filsafat Sophis, yang tokohnya Georgias dan Protagoras. Pada hal
ini retorika mendapat perhatian khusus, bahkan ada beberapa pemikir yang
menempatkan retorika sebagai hal penting dalam masyarakat dan
pemerintah.
Komunikasi antar pribadi
merupakan proses sosial di mana individu-individu yang terlibat di dalamnya
saling mempengaruhi. Rogers menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan
komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara
beberapa pribadi (Allo Liliweri, 1991: 12).
Pemahaman tentang hubungan
merupakan suatu aspek penting dari studi komunikasi antar pribadi, karena
hubungan berkembang dan berakhir melalui komunikasi. Telah puluhan tahun para
ahli mencoba untuk menentukan bagaimana hubungan terbentuk dan bagaimana
hubungan berakhir. Pada bagian ini kita akan menyimak sejumlah teori yang
menjelaskan bagaimana berkembangnya suatu hubungan. Dan tentunya penjelasan
tersebut diharapkan akan memperkaya pemahaman kita terhadap proses pengembangan
hubungan.
Steve Duck (1985) menganggap
bahwa kualitas dan sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan mengetahui
atribut masing-masing sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut
tadi. Sebagai contoh, seorang ibu yang langsung menanggapi anaknya yang
menangis akan membentuk hubungan ibu-anak yang berbeda dengan ibu lain yang
menunggu sekian lama sebelum menanggapi anaknya yang menangis. Meskipun
demikian mengetahui atribut masing-masing hanyalah salah satu aspek yang
mempengaruhi hubungan. Untuk mengenali tahap (kualitas hubungan) yang terjadi
kita dapat melihatnya dari bagaimana saling menanggapi. Lebih jauh Duck
mengungkapkan bahwa hubungan tidak selalu berkembang dalam bentuk linear dan
berjalan mulus, dan bahwa orang tidak selalu aktif mencari informasi mengenai
partnernya, biasanya malahan informasi tersebut didapat secara kebetulan dan
bukan sengaja dicari. Bagi Duck tidak semua hubungan akrab, tidak semua
hubungan berkembang, dan hubungan dapat sekaligus stabil dan memuaskan.
Pengembangan
Hubungan
Barangkali tidak ada yang
lebih penting bagi kita selain kontak atau hubungan dengan sesama manusia.
Begitu pentingnya kontak ini sehingga bila kita tidak berhubungan dengan orang
lain dalam waktu yang lama, rasa tertekan akan timbul, rasa ragu terhadap diri
sendiri muncul, dan orang merasa sulit untuk menjalani hidup sehari-harinya.
Desmond Morris, dalam Intimate Behavior (1972),
mencatat bahwa kontak dengan orang lain begitu pentingnya sehingga kultur kita
telah membentuk segala macam subtitusi untuk menggantikan ketiadaan hubungan
ini. Orang sering kali mengunjungi profesional seperti dokter, perawat, dan
pemijat bukan karena sakit fisik, melainkan karena kebutuhan untuk kontak.
Setiap hubungan bersifat
unik. Begitu juga, masing-masing dari kita membina hubungan karena alasan-alasan
yang unik. Namun demikian, dalam semua keragaman ini, ada beberapa alasan umum
untuk mengembangkan sebagian besar hubungan. Kedua, kita membahas proses
memprakarsai hubungan dan beberapa saran nonverbal serta verbal untuk membuat
jumpa pertama lebih efektif.
Alasan-alasan
untuk Pengembangan Hubungan
Empat alasan umum untuk
pengembangan hubungan adalah :
·
Mengurangi
Kesepian
Kontak dengan sesama manusia
mengurangi kesepian. Adakalanya kita mengalami kesepian karena secara fisik
kita sendirian, walaupun kesendirian tidak selalu berarti kesepian. Kita
mempunyai kebutuhan yang terpenuhi akan kontak yang dekat, kadang-kadang secara
fisik, adakalanya secara emosional, dan lebih sering dari keduanya (Pelpau
& Periman, 1982; Rubenstein & Shaver, 1982).
Sementara orang, dalam upaya
mengurangi kesepian, berusaha melingkungi dirinya dengan banyak kenalan.
Kadang-kadang ini membantu, tetapi sering kali malah membuat rasa sepi makin
parah. Satu hubungan yang dekat biasanya malah lebih baik. Kebanyakan dari kita
mengetahui hal ini, dan itulah sebabnya kita berusaha membina hubungan antar pribadi
(Perlman & Pelpau, 1981)
·
Mendapatkan
Rangsangan
Manusia membutuhkan
stimulasi. Jika kita tidak menerima stimulasi, kita mengalami kemunduran dan
bisa mati. Kontak antar manusia merupakan salah satu cara terbaik untuk
mendapatkan stimulasi ini. Kita merupakan gabungan dari banyak dimensi yang
berbeda-beda, dan semua dimensi kita membutuhkan stimulasi. Kita adalah makhluk
intelektual, dan karena kita membutuhkan stimulasi intelektual. Kita
membicarakan gagasan, mengikuti kegiatan kelas, dan berdebat tentang
interpretasi yang berbeda mengenai film atau novel. Dengan cara itu kita
mengasah kemampuan penalaran, analitik, dan interpretasi kita. Dengan
melakukannya, kita meningkatkan, mempertajam, dan mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini.
Kita juga makhluk fisik yang
membutuhkan stimulasi fisik. Kita butuh membelai dan dibelai, memeluk dan
dipeluk. Selanjutnya, kita adalah makhluk emosional yang membutuhkan stimulasi
emosional. Kita perlu tertawa dan menangis, membutuhkan harapan dan kejutan,
dan mengalami kehangatan dan afeksi. Kita membutuhkan latihan untuk emosi kita
selain juga untuk kemampuan intelektual kita.
·
Mendapatkan
Pengetahuan Diri
Sebagian besar melalui kontak
dengan sesama manusialah kita belajar mengenai diri kita sendiri. Dalam diskusi
tentang kesadaran diri telah dijelaskan bahwa kita melihat diri sendiri
sebagian melalui mata orang lain. Jika kawan-kawan kita melihat kita sebagai
orang yang hangat dan pemurah, misalnya, barangkali kita juga akan memandang
diri sendiri sebagai hangat dan pemurah. Persepsi diri kita sangat dipengaruhi
oleh apa yang kita yakini dipikirkan orang tentang diri kita.
·
Memaksimalkan
Kesenangan, Meminimalkan Penderitaan
Alasan paling umum untuk membina
hubungan, dan alasan yang dapat mencakup semua alasan lainnya, adalah bahwa
kita berusaha berhubungan dengan manusia lain untuk memaksimalkan kesenangan
kita dan meminimalkan penderitaan kita. Kita perlu berbagi rasa dengan orang
lain mengenai nasib baik kita mengenai penderitaan emosi atau fisik kita.
Barangkali kebutuhan yang terakhir ini bermula di masa kanak-kanak, ketika anda
berlari mendekati ibu sehingga beliau dapat mengecup luka anda atau ikut
menikmati kegembiraan anda. Sekarang anda tentu sulit untuk berlari mendekati
ibu, karenanya anda mencari orang lain, umumnya kawan-kawan yang memberikan
dukungan yang sama seperti yang pernah dilakukan ibu di waktu yang lalu.
Dalam komunikasi antar
pribadi mengalami perkembangan dalam hubungan antar manusia. Pemahaman mengenai
hubungan merupakan suatu aspek penting dari studi komunikasi antar pribadi,
karena hubungan berkembang dan berakhir melalui komunikasi. Namun, dengan
perkembangannya hubungan mengalami pasang surut antar individu.
Suatu kenyataan dalam
kehidupan kita adalah bahwa banyak hubungan dengan orang lain bersifat
temporer. Ketika mengembangkan dan mengakhiri hubungan, kita melewati
serangkaian tahap keakraban atau keintiman.
Antara lain dari hubungan yang bukan yang bukan bersifat pribadi dengan
menggunakan aturan-aturan ekstrinsik sampai kepada hubungan antar pribadi yang
diatur oleh aturan-aturan intrinsik.
Knapp (1978) merumuskan model
tahapan hubungan yang menunjukkan bahwa orang mempertimbangkan untuk menuju
hubungan yang lebih akrab dengan orang lain. Menurutnya hubungan berkembang
melalui lima tahap, yaitu inisiasi, eksperimen, intensifikasi, integrasi dan ikatan.
Dalam perkembangan hubungan
seseorang tak luput dari komunikasi. Maka, komunikasi antar pribadi selalu
mengalami perkembangan yang di setiap situasinya, kondisinya, di mana dan kapan
pun. Sehingga, skill dalam berkomunikasi perlu dimiliki setiap orang untuk
tercapainya tujuan yang diharapkan.
KESIMPULAN
Sebagai makhluk sosial,
manusia seumur hidupnya tidak akan lepas dari komunikasi. Komunikasi adalah
hal-hal dasar dalam kehidupan individu, tanpa komunikasi seseorang tidak bisa
dikatakan hidup. Pengembangan komunikasi menjadi sangat penting pada saat ini,
karena di setiap aspek kehidupan selalu tersaji komunikasi dan menjadi
berbeda-beda sesuai dengan keadaannya.
Komunikasi juga sangat
berperan dalam membentuk mental dan kepribadian seseorang, kecerdasan seseorang
dalam berkomunikasi dapat menunjukkan bahwa dia memiliki mental dan kepribadian
yang tinggi serta meningkatkan moral secara tidak langsung. Karena komunikasi
hampir memegang peranan 80% dalam kehidupan sehari-hari, jadi komunikasi tanpa
kita sadari telah menjadi bagian dari diri kita selama ini.
Komunikasi sangat memiliki
dampak yang nyata bagi seseorang, jadi jangan pernah menyepelekan komunikasi,
karena di situlah kemampuan lisan yang kita miliki untuk menjadi manusia yang
benar-benar manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar