SAATNYA DAN SELAYAKNYA ANDA MENGETAHUI

Kamis, 27 Desember 2012

Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling


     Pada dasarnya setiap kegiatan yang bersangkutan dengan aktivitas konseling selalu berkaitan dengan bagaimana seseorang itu berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu apabila anda ingin memahami seseorang yang mungkin memiliki permasalahan, anda harus memperhatikan cara seseorang menatap, berbicara, dan bertindak.


     Anda mungkin pernah melihat seseorang menunjukkan perilaku yang aneh dan berlainan dari biasanya, misalnya teman atau orang yang anda kenal menunjukkan perubahan yang janggal, seperti berikut ini :
·      Seseorang yang biasanya ceria, lucu, penuh kasih, dan energik tiba-tiba menjadi pendiam, menyendiri, dan tidak komunikatif.
·      Seseorang yang sebelumnya kooperatif kini tampak angkuh dan egois.
·   Isi atau tema pembicaraan seseorang selalu terfokus pada persoalan tertentu (misalnya, tidak mempunyai uang, sakit, atau kesepian).
·   Seseorang yang biasanya ramah kini menarik diri dari pergaulan dan asyik dengan diri sendiri, tidak berbicara dengan orang lain, dan diam seribu bahasa.
·    Seseorang yang sebelumnya selalu memperhatikan penampilannya sekarang tampak kusut dan tidak rapi.
·      Mata seseorang terlihat sembab seolah-olah baru saja menangis.
·    Ekspresi wajah seseorang menunjukkan dirinya sedang bersedih, kurang sehat, atau cemas.
·    Seseorang yang anda kenal baik kini menjaga jarak dan memusuhi anggota keluarga lain atau rekan kerjanya.
·      Seseorang enggan bertatapan mata dengan anda.
·      Seseorang mudah menitikkan air mata dan itu tidak biasanya terjadi padanya.
·      Nada suara seseorang tertekan, atau suaranya terputus-putus atau gemetar.
·      Seseorang berusaha tampil seolah-olah semuanya baik-baik saja, dan berusaha menutupi sesuatu yang salah.
     Semua perilaku di atas menunjukkan bahwa seseorang sedang mengalami gangguan emosional atau terlilit masalah yang perlu dipecahkan. Juga penting anda perhatikan seseorang yang sedang terganggu emosinya :
·      Caranya menatap
·      Apa yang dikatakannya
·      Gaya bicaranya
·      Caranya melangkah
·      Apa yang dilakukannya
     Semua isyarat-isyarat dan perilaku yang ditunjukkan oleh individu yang bermasalah tersebut adalah komunikasi yang belum ditangkap oleh anda yang ingin menerapkan keterampilan konseling serta membantu orang lain. Semua respons tergantung pada diri anda, apakah anda ingin membantu orang tersebut atau bersikap tak usah peduli. Ketika anda memilih untuk membantu orang tersebut, apa yang pertama akan anda lakukan?.

Mengajak Seseorang Berbicara
     Ketika anda ingin membantu seseorang dari permasalahannya, pertama yang akan anda lakukan tentunya ingin memastikan atau meraba apa yang sebenarnya dirasakan oleh orang tersebut. Memastikan hal tersebut bisa anda lakukan dengan berbicara langsung dengan seseorang tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali informasi dari seseorang dapat anda jadikan kesimpulan ketika anda berbicara dengan orang tersebut, misalnya pertanyaan-pertanyaan yang seperti :
§  Saya benar-benar mengkhawatirkanmu, apakah kamu mempunyai masalah yang mengganggu pikiranmu ?
§  Saya merasa cemas, apakah ada sesuatu yang mengganggumu ?
§  Apakah ada sesuatu yang mengkhawatirkanmu, atau kamu baik-baik saja ?
     Pertanyaan-pertanyaan seperti ini ditujukan untuk menimbulkan umpan balik dari seseorang yang anda ajak bicara mengenai apa yang dia rasakan. Ajakan-ajakan awal untuk berbicara ini memiliki format yang sama, yakni terdiri dari dua hal penting :
1.   Umpan balik yang tepat atas apa yang terlihat atau anda tangkap dari tampilan seseorang itu saat ini.
2. Pertanyaan tentang ada tidaknya sesuatu yang mengganggunya. Pertanyaan ini merupakan ajakan tak langsung untuk berbicara, dan berfungsi untuk memastikan apakah orang tersebut mempunyai masalah yang mengganggu atau tidak.
     Ketika anda sudah mengetahui apa yang seseorang tersebut rasakan, misalnya dia mengalami pertengkaran dengan keluarga atau hal-hal yang lain, hal tersebut mengganggunya dalam bekerja atau belajar. Anda perlu memutuskan apakah hal tersebut dapat anda bantu atau tidak, pertimbangan seperti ini penting karena setiap individu memiliki batasan-batasan dalam berkomunikasi atau berbuat. Ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan :
1.   Apakah situasinya tepat untuk membantunya ?
2.   Apakah waktunya tepat untuk membantunya ?
3.   Apakah anda orang yang tepat untuk membantunya ?
     Pertimbangkanlah faktor-faktor tersebut ketika membuat keputusan untuk memberikan ajakan lebih jauh kepada seseorang untuk meneruskan pembicaraan.
Apakah Situasinya Tepat ?
     Anda perlu bersikap hati-hati ketika mengajak seseorang untuk berbicara agar anda tidak mempermalukannya. Jika ada orang lain lagi yang mendengar pembicaraan anda dengannya, tentu dia malu untuk mengungkapkan masalah pribadinya. Jika masalahnya menyakitkan, dia akan merasa tertekan dan bahkan dapat menangis ketika memulai pembicaraan.
     Apakah anda memperhatikan bahwa kebanyakan orang lebih suka membuat kesan positif? Ketika anda bertanya kepada seseorang “Apa Kabar?”, jawabannya sering kali “Baik” atau “Sangat Baik”, sekalipun kondisi senyatanya tidak demikian. Ada sejumlah alasan mengapa orang-orang dalam kasus ini cenderung melontarkan jawaban positif. Alasan pokoknya adalah bahwa mereka lebih suka merahasiakan masalah-masalahnya untuk menjaga privasi, dan mereka merasa malu ketika orang lain melihat perilaku emosional mereka.
Apakah Waktunya Tepat ?
     Kadang-kadang, meskipun situasinya memungkinkan namun waktunya tidak tepat. Anda harus memahami waktu yang tepat ketika ingin mengajak seseorang berbicara tentang hal yang penting. Jelasnya, memutuskan kapan harus mengajak seseorang berbicara tentang masalah-masalahnya adalah sebuah proses yang sangat subjektif dan menuntut kepekaan dan sikap menghargai orang yang akan kita bantu. Anda perlu mempertimbangkan waktu dan situasi yang benar-benar tepat.
Apakah Anda Orang yang Tepat ?
     Sebelum mengajak seseorang berbicara, anda perlu menimbang pertanyaan, “Apakah saya adalah orang yang tepat, atau tidak?”. Sebelum mengajak seseorang untuk berbicara, anda perlu memikirkan persoalan-persoalan tentang perbedaan gender, budaya, dan ras suku. Anda perlu memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan diri sendiri dan seseorang untuk menentukan batas-batas yang tepat sesuai dengan situasinya. Anda bahkan harus memperhatikan pentingnya privasi dan kerahasiaan orang yang anda ajak bicara, dan bertanyalah kepada diri sendiri apakah kedekatan hubungan anda dengannya memungkinkan terjaganya kerahasiaan hal tersebut.
     Bagaimanapun juga, sebelum mengajak seseorang untuk berbicara, anda perlu memikirkan apakah kedekatan hubungan anda dengan orang tersebut cukup membuatnya percaya kepada anda dan menganggap anda sebagai orang yang tepat untuk menumpahkan masalah-masalahnya.

Tidak ada komentar: