SAATNYA DAN SELAYAKNYA ANDA MENGETAHUI

Rabu, 19 Juni 2013

Teknik-Teknik Dasar Pendukung Kegiatan Belajar-Mengajar


Sebagai seorang pendidik, kita dituntut harus selalu dapat mengomunikasi kepada peserta didik apa yang akan kita sampai, baik berkenaan dengan materi, pemahaman, atau dalam mendiskusikan ilmu dan pengetahuan kepada peserta didik. Seorang guru wajib memiliki dasar kompetensi dan landasan berpikir yang benar terutama dalam memberikan reinforcement kepada peserta didik saat belajar dan pembelajaran.

Cara Menarik Perhatian Anak Didik

Dalam setiap proses belajar-mengajar berlangsung, seluruh aspek kejiwaan guru dan peserta didik terlibat secara aktif. Dalam proses tersebut, bukan hanya fisik atau pikiran semata, namun perasaan, pengalaman, bahasa tubuh, dan emosi akan saling mendukung satu sama lain. Sekarang kita tahu bahwa proses belajar-mengajar di kelas tidak sesederhana yang kita bayangkan. Guru tidak hanya datang ke kelas, menyampaikan pelajaran, memberi tugas, menilai, lalu pulang. Tetapi, diperlukan pendekatan-pendekatan secara psikologis agar tujuan pendidikan itu tercapai bagi peserta didik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru yang baik harus bisa menjalin hubungan baik dengan peserta didiknya secara emosional. Karena peran emosi sangat signifikan dalam mendukung keberhasilan pendidikan, karena dengan adanya kontak emosional tersebut guru mampu menarik perhatian peserta didiknya dalam setiap kegiatan-kegiatan di kelas.

Salah satu kiat untuk menarik perhatian peserta didik adalah rasa percaya diri pada guru. Seorang guru yang baik dalam memberikan suatu penjabaran atau penjelasan, dia mampu mengomunikasikan penjelasan itu tidak hanya secara verbal, namun juga mampu menjelaskan secara non-verbal. Artinya, ketika seorang menyampaikan sebuah penjelasan kepada peserta didik, guru itu juga menggunakan bahasa-bahasa tubuhnya untuk menguatkan atau menekankan kesan penjelasan itu sehingga terlihat mantap.

Dalam sebuah kelas yang diisi siswa-siswa yang aktif, terlalu banyak komunikasi verbal memang bisa menjadi kontraproduktif. Perhatian peserta didik bisa hilang karena mereka bisa bosan mendengar penuturan guru yang datar dan monoton. Keterampilan menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal menjadi syarat mutlak yang mendukung para guru mengendalikan situasi kelas. Dengan mengenal sikap, perilaku, tindakan, dan gerak tubuh, maka guru akan mudah mengembangkan pendekatan-pendekatan terutama kepada peserta didiknya.

Berikut ini ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh anda yang berprofesi sebagai guru untuk menarik perhatian siswa-siswi anda, yaitu :


A.    ILUSTRASI

Para siswa-siswi selalu normalnya selalu dipenuhi oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu itu membuat mereka menerka-nerka apa yang dijelaskan oleh guru. Peserta didik akan lebih mudah mencerna apa yang disampaikan oleh guru dengan gambaran-gambaran yang konkret. Misalnya guru menyampaikan tentang bagaimana menularnya penyakit diare, guru perlu menggunakan seperangkat alat yang dapat memudahkan siswa-siswi memahami prosesnya, contoh; dengan gambar, slide animasi, atau alat peraga lainnya yang secara langsung dapat memberikan peserta didik penalaran tentang penjelasan itu secara konkret.


B.     REPETISI

Repetisi berfungsi memperjelas komunikasi antara guru dengan siswa-siswinya sebab tidak semua peserta didik dapat menyerap pembelajaran dengan baik. Teknik ini berkenaan dengan mengulangi garis besar dari materi-materi pembelajaran yang pada awalnya sudah dijelaskan, untuk menarik perhatian siswa-siswi yang sebelumnya belum menyimak dengan baik.


C.     INTONASI

Intonasi suara cenderung mempengaruhi arti pesan secara dramatis sehingga pesan akan menjadi lebih berbeda. Ketika kita mencermati pembicaraan seseorang, arus ujaran yang sampai ke telinga kita akan terdengar bervariasi. Hal ini dikarenakan bagian-bagian dari arus ujaran itu tidak sama nyaring diucapkan. Ada bagian yang diucapkan lebih keras ada bagian yang diucapkan lebih lembut, dan ada bagian yang diucapkan lebih tinggi, serta ada pula bagian yang lebih rendah. Keseluruhan dari gejala-gejala ini yang terdapat dalam suatu tutur disebut intonasi.

Intonasi bukan suatu gejala tunggal dalam komunikasi, tetapi hasil dari perpaduan berbagai gejala, seperti tekanan (stress), nada (pitch), durasi, jeda, suara yang meninggi, dan mendatar, atau merendah pada akhir arus ujaran tadi. Intonasi dengan semua unsur pembentuknya itu disebut dengan unsur suprasegmental bahasa.


D.    EKSPRESI WAJAH

Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang digunakan dalam berkomunikasi, menunjukkan emosi, atau merespons suatu pesan. Ketika guru menyampaikan pelajaran dengan didukung ekspresi wajah yang tepat, maka minat peserta didik untuk menyimak akan menjadi sangat besar. Begitu juga ketika guru hanya menampilkan ekspresi wajah yang datar, maka siswa-siswi akan cepat bosan.


E.     TATAPAN MATA

Kontak mata secara saksama ke arah siswa dapat menarik perhatian mereka serta terlibat langsung dalam interaksi antarpribadi. Misalnya; bercakap-cakap, bekerja sama, dan bersahabat dengan siswa-siswi. Kontak mata terjadi secara langsung ketika berbincang dan umumnya sangat menentukan kebutuhan psikologis yang memudahkan guru memantau efek komunikasi antarpribadi.


F.      GERAK TUBUH

Dalam mengatasi perilaku siswa-siswi yang mengganggu kegiatan belajar, guru bisa memberi penguatan melalui gerakan-gerakan tubuh, misalnya melipat kedua tangan di depan dada, mendekatkan telunjuk ke mulut, dan lain sebagainya. Gerak tubuh sering juga disebut gestur yang merupakan bentuk perilaku non-verbal pada tangan, bahu, dan jari-jari.


G.    PERCAYA DIRI

Guru yang baik semestinya tidak menampakkan sikap murung, gugup, stres, putus asa, dan lain sebagainya di depan kelas, terlebih jika sikap-sikap tersebut dipicu oleh masalah-masalah yang tidak ada hubungannya dengan peserta didik. Hal seperti ini sering terjadi, seolah-olah guru hendak melampiaskan kekesalan hatinya pada siswa-siswinya. Padahal, kalau hal itu dibiarkan dampaknya akan sangat merugikan bagi mental belajar peserta didik.

Sikap percaya diri pada guru sering ditampilkan dari gaya bicara, gestur, ekspresi wajah, intonasi, maupun kontak mata. Seorang guru yang nampak ceria dan berbagi kegembiraan akan lebih disukai oleh siswa-siswi karena secara tidak langsung peserta didik merasa nyaman ketika di dekatnya.


H.    MENGENALI TANDA-TANDA STRES

Pada saat seorang guru mengajar di kelas, kondisi siswa-siswi dalam kelas itu berbeda-beda. Kondisi yang dimaksudkan adalah kondisi stres (tertekan) karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Banyak orang berpendapat bahwa sentuhan bisa memberikan kepastian, kenyamanan, maupun kepercayaan. Memberi sentuhan kepada siswa, misalnya dengan membelai kepala, menyentuh tangan, atau menepuk bahu pada situasi tertentu bisa memberikan kenyamanan bagi siswa. Tapi perlu diingat, sentuhan-sentuhan yang dimaksud hanya sebatas menguatkan apa yang guru sampaikan dan perlu memperhatikan tingkatan stres peserta didik di dalam kelas.

Stres yang terjadi pada guru maupun para peserta didik sudah pasti akan memicu perhatian kelas. Karenanya, guru harus jeli mencermati berbagai perubahan di kelas yang berpotensi pada kemungkinan munculnya gangguan belajar. Ketika guru memberikan sentuhan kepada siswa, mungkin sikap ini dimaksudkan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih fokus dalam belajar. Tanda-tanda stres pada siswa yang sering ditampilkan adalah perilaku berlebihan, menunjukkan kecemasan, suka diam, menyendiri, menolak untuk bergabung dengan kelompok, tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas-tugas sekolah yang diberikan kepadanya, mengganggu teman-temannya, nahkan mengundang konfrontasi dengan guru.

Karena itulah guru sebelum mengajar perlu mempersiapkan kesiapan kelas untuk menerima pelajaran. Jika ada potensi stres pada peserta didik yang tidak bisa dideteksi atau guru tidak bisa mengendalikan, itu akan mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar. Potensi gangguan bisa terjadi secara individual atau komunal selama berlangsungnya pelajaran. Keinginan peserta didik untuk dihargai merupakan hal yang wajar, mereka selalu ingin diperlakukan sama seperti yang lainnya. Karena itu, tidak heran ada anak yang suka bertengkar atau bertingkah di luar dugaan hanya untuk meraih perhatian dari orang sekelilingnya. Meski gejala semacam ini dianggap tidak wajar, namun apabila kita telusuri akar masalahnya akan kita temukan bahwa ada kebutuhan-kebutuhan mendasar pada anak-anak yang belum terpenuhi.

Keterampilan menarik perhatian peserta didik bagi setiap guru sangat penting artinya dalam mempertahankan kendali dan menghindari potensi perilaku menyimpang di kelas. Dengan begitu anda akan selalu berusaha total dalam setiap usaha pendidikan yang ada berikan kepada anak-anak didik anda. Semoga bermanfaat. Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,..!!


             SUMBER RUJUKAN:
§  Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
§  Liliweri, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: Citra Aditya Bhakti.
§  Usman, M.U. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

§  Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Baca SelengkapnyaTeknik-Teknik Dasar Pendukung Kegiatan Belajar-Mengajar