SAATNYA DAN SELAYAKNYA ANDA MENGETAHUI

Selasa, 07 Agustus 2012

FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING


Pelayanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah atau madrasah memiliki beberapa fungsi yaitu :
1.     Fungsi pencegahan ( preventif ) artinya usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah dari diri siswa agar terhindar dari berbagai  masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
2.    Fungsi pemahaman, yaitu pelayanan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh siswa itu sendiri dan oleh pihak yang membantunya (pembimbing). Terdiri atas pemahaman tentang klien, masalah klien, dan lingkungan.
3.   Fungsi pengentasan siswa, yaitu upaya pengentasan suatu masalah melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
4.    Fungsi pengembangan (development) merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada siswa agar ia mampu mengembangkan diri secara optimal dan menyadari potensi yang dimilikinya dan berusaha memanfaatkan potensi tersebut.
5.  Fungsi perbaikan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
6.   Fungsi penyaluran adalah bimbingan yang sifatnya dapat membantu siswa mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya masing-masing.
7.     Fungsi penyesuaian yaitu pelayanan bimbingan yang berfungsi membantu terciptanya penyesuaian antar siswa dan lingkungannya.
8.     Fungsi pemeliharaan (treatment) berarti fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

Beberapa prinsip-prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan yaitu sebagai berikut :
1.      Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli; berarti bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.
2.   Bimbingan dan konseling sebagai proses individualisasi; bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
3.  Bimbingan menekankan hal yang positif; bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4.   Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama; bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
5.   Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling ; bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.
6.  Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan ; pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek.
Baca SelengkapnyaFUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

Senin, 06 Agustus 2012

Komunikasi Antar Pribadi : Hubungan dan Interpersonal


Pengertian Hubungan Antar Individu
        Sebagai manusia, seorang individu tidak dapat menghindar dari jalinan hubungan dengan individu lain sesamanya.  Kita cenderung memiliki kadar yang berbeda dalam hal membutuhkan orang lain, demikian pula mengenai nilai penting kuantitas dan kualitas hubungan antarpribadi individu masing-masing. Dalam hubungan interpersonal yang baik ciri-cirinya adalah : percaya (trust), sikap suportif (supportiveness), dan sikap terbuka (open-mindedness). Dalam sebuah hubungan interpersonal yang baik selalu terdapat rasa saling percaya dengan partner atau individu dalam interaksi interpersonal tersebut. Sebuah hubungan yang baik selalu memiliki unsur-unsur keadilan dalam interaksinya dengan individu lain, sikap suportif terhadap apa yang orang lain miliki dengan sikap tidak ingin mengecewakan seseorang. Juga yang paling penting dalam sebuah hubungan interpersonal yang baik, sikap dan tindakan yang tidak terikat dengan perbedaan-perbedaan pendapat atau asumsi-asumsi sendiri sehingga tidak akan mempengaruhi kadar hubungan tersebut atau dengan kata lain sikap toleransi, tenggang rasa, berperasaan positif dengan yang terjadi dalam hubungan interpersonal tersebut terjalin dengan baik.

Memelihara Hubungan dan Komunikasi Antar Pribadi
           Dalam kehidupan, sudah menjadi hakikatnya manusia saling membutuhkan satu sama lainnya. Hal itulah yang membuat hubungan interpersonal menjadi sebuah keharusan dalam kehidupan manusia. Hubungan interpersonal yang baik dalam menumbuhkannya selalu memerlukan komunikasi dan interaksi yang baik pula. Hubungan yang baik tidak datang dengan sendirinya, selalu melalui proses dalam pengembangan hubungan tersebut, berikut ini penjelasannya :
a.      Self Disclosure. merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya.  Sidney Jourard (1971) menandai sehat atau tidaknya komunikasi interpersonal itu dengan melihat keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi. Mengungkapkan yang sebenarnya mengenai diri kita kepada orang lain yang juga bersedia mengungkapkan  yang sebenarnya tentang dirinya, dipandang sebagai ukuran dari hubungan yang ideal.
b.      Social Penetration. Altman dan Taylor (1973), suatu proses di mana orang saling mengenal satu dengan lainnya. Penetrasi merupakan proses bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik pembicaraan yang lebih pribadi/akrab, seiring dengan berkembangnya hubungan yang baik.
Hubungan yang baik tidaklah terjalin dengan sendirinya, selalu terdapat proses individu untuk saling mengenal dan memahami karakteristik dan sifat masing-masing.

 Bentuk-bentuk Komunikasi
        Komunikasi atau hubungan bila dilihat dari segi bentuk komunikasinya secara garis besar dibagi ke dalam tiga sistem (Liliweri, 1991), yaitu :
a.      Komunikasi pribadi yang terbagi menjadi dua, yakni :
·   Komunikasi intrapribadi, yaitu proses komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang/ diri sendiri.
·      Komunikasi antarpribadi, yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara individu satu dengan individu lainnya.
b.      Komunikasi kelompok yaitu proses komunikasi yang terjadi pada suatu kelompok manusia, terbagi dalam :
·      Kelompok kecil yaitu kuliah, diskusi panel, simposium seminar.
·      Kelompok besar atau komunikasi di depan umum (Public speaking).
c.       Komunikasi massa yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar individu.

Kompetensi Interpersonal
             Buhrmester, dkk (1988) menyatakan kompetensi interpersonal meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a.      Kemampuan berinisiatif, Menurut Buhrmester (1988) inisiatif adalah usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain, atau dengan lingkungan sosial yang lebih besar. Inisiatif merupakan usaha pencarian pengalaman baru yang lebih banyak dan luas tentang dunia luar, juga tentang dirinya sendiri dengan tujuan untuk mencocokkan sesuatu atau informasi yang telah diketahui agar dapat lebih memahaminya.
b.      Kemampuan untuk bersikap terbuka (self-disclosure) Kemampuan membuka diri merupakan kemampuan untuk membuka diri, menyampaikan informasi yang bersifat pribadi dan penghargaan terhadap orang lain. Kartono dan Gulo (1987) mengungkap bahwa pembukaan diri adalah suatu proses yang dilakukan seseorang hingga dirinya dikenal oleh orang lain. Sears, dkk, (1991) menyatakan bahwa kemampuan membuka diri diwujudkan dengan perilaku orang yang melakukan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. 
c.   Kemampuan bersikap asertif, Menurut Pearlman dan Cozby (1983) asertivitas adalah kemampuan dan kesediaan individu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan secara jelas dan dapat mempertahankan hak-haknya dengan tegas. Dalam konteks komunikasi interpersonal sering kali seseorang harus mampu mengungkapkan ketidaksetujuannya atas berbagai macam hal atau peristiwa yang tidak sesuai dengan alam pikirannya.
d.  Kemampuan memberikan dukungan emosional, Kemampuan memberikan dukungan emosional sangat berguna untuk mengoptimalkan komunikasi interpersonal antar dua pribadi. Beker dan Lemie (dalam Buhrmester, dkk, 1988) dukungan emosional mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut dalam keadaan tertekan dan bermasalah. Kemampuan ini lahir dari adanya empati dalam diri seseorang.
e.      Kemampuan dalam mengatasi konflik, Kemampuan mengatasi konflik meliputi sikap-sikap untuk menyusun strategi penyelesaian masalah, mempertimbangkan kembali penilaian atau suatu masalah dan mengembangkan konsep harga diri yang baru. Menyusun strategi penyelesaian masalah adalah bagaimana individu yang bersangkutan merumuskan cara untuk menyelesaikan konflik dengan sebaik-baiknya.
Baca SelengkapnyaKomunikasi Antar Pribadi : Hubungan dan Interpersonal

Dinamika Kelompok : Manajemen dan Dinamika Individu


. Pengertian dan Ciri-ciri Dinamika Kelompok
      Di dalam buku Dinamika kelompok oleh Drs. Slamet Santosa, M.Pd., dikemukakan bahwa dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Setiap anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
       Ciri-ciri nya adalah :
a.  Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi interaksi antaranggota dan tertuju dalam tujuan yang sama,
b.      Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan yang lain,
c.    Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya di dalam rangka mencapai tujuan bersama, dan
d.    Adanya penegasan dan peneguhan adab-adab tingkah laku antaranggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok.
Jadi, dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode dinamika kelompok adalah metode efektif yang bisa digunakan dalam kegiatan dan aktivitas berorganisasi. Adanya kerja kelompok dalam ikatan organisasi memungkinkan terciptanya dinamika kelompok. Di dalam dinamika kelompok inilah setiap anggota akan mengenali perasaan-perasaan anggota lainnya, mengenali permasalahan-permasalahan yang sering timbul dalam organisasi, mengatasi permasalahan-permasalahan dalam aktivitas organisasi, dan pada gilirannya mampu mendinamiskan sebuah kelompok sehingga benar-benar organisasi berjalan sesuai manajemen atau konsep organisasi.

Keuntungan dalam Kerja Kelompok
          Alasan utama mengapa organisasi itu dibentuk adalah untuk mencapai suatu tujuan bersama, tujuan yang sangat sulit dicapai apabila hanya dilakukan oleh seseorang atau perorangan. Jadi tujuan organisasi adalah mempermudah dalam pencapaian bersama-sama sekelompok individu. Jadi bisa diartikan bahwa aktivitas individual tidak lagi mungkin dapat mencapai tujuan sebuah organisasi. Sebuah organisasi tidak bisa lepas dari kegiatan manajemen, karena metode atau cara yang cocok dalam sebuah organisasi adalah sistem manajemen yang baik harus dilakukan.
Menurut James F. Stoner mengenai pengertian manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi yang ditetapkan. Jadi, istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Kelebihan lain dari kegiatan manajemen memiliki empat fungsi yaitu ; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian. Keempat fungsi tersebut bertujuan untuk memulai proses kerja yang bertanggung jawab dan struktural dalam sebuah organisasi. Jadi sangat jelas bahwa kegiatan manajemen harus dilakukan dalam setiap aktivitas kerja sebuah organisasi.

Pengertian Kondisi Dinamis
         Menurut Slamet Santoso (2004: 5), Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Dinamika berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok secara keseluruhan. Karenanya, dapat disimpulkan bahwa Dinamika ialah kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis. Kemudian juga menurut Slamet Santoso (1992: 8), “ Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas  dasar kesatuan persepsi”. Jadi secara konsep dasar dinamika kelompok menurut Slamet Santoso (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Dinamika kelompok merupakan kondisi dinamis yang tercipta atau di ciptakan oleh sekelompok atau lebih manusia organisasional untuk mencapai tujuan tertentu. Kondisi dinamis berarti sebuah keadaan dan interaksi antaranggota yang kondusif atau produktif dalam kegiatan kelompok atau organisasi. Kondisi dinamis merupakan hubungan psikologis dan sosiologis antaranggota kelompok yang mempengaruhi aktivitas kerja dalam sebuah tim kerja dan hubungan tersebut tercipta atau diciptakan oleh individu organisasional yang hidup dalam aktivitas organisasi.

Manajemen dan Dinamika kelompok
          Dalam sebuah organisasi, kegiatan dan aktivitas kerja dilakukan oleh sekelompok orang yang bekerja menurut fungsi dan peran masing-masing. Semua kegiatan akan tercapai melalui proses manajemen yang di definisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Manusia organisasional yang profesional adalah mereka yang memiliki kesadaran tinggi pada keinginan untuk mengabdikan diri pada organisasinya dan menjunjung tinggi etos kerja merupakan konsep dasar dari manajemen. Pengertian manusia organisasional yang profesional adalah sekelompok individu yang ahli di bidangnya dan hidup dalam kegiatan organisasi dan mereka adalah sekelompok individu yang bertanggung jawab dengan pekerjaan dan kesadaran sosial yang tinggi antaranggota dalam organisasi. Manusia organisasional selalu memiliki visi dan misi yang baik dalam setiap aktivitas kerjanya dan selalu berusaha menjadi kompetitif baik dalam proses maupun hasilnya. Jadi, manusia organisasional itu adalah mereka yang memahami konsep manajemen dan berusaha bekerja sesuai dengan konsep manajemen.
Baca SelengkapnyaDinamika Kelompok : Manajemen dan Dinamika Individu