SAATNYA DAN SELAYAKNYA ANDA MENGETAHUI

Kamis, 17 Januari 2013

Konsep Definisi Dalam Logika


Manusia adalah makhluk sempurna yang memiliki akal dan perasaan dengan kadar yang sama namun dengan kapasitas berbeda-beda. Ruang lingkup akal adalah logika dan penalaran, sedangkan ruang lingkup dalam perasaan adalah emosi dan imajinasi. Dalam keseharian kita sering menyebutkan sebuah kata dalam bentuk yang berbeda-beda namun dengan maksud dan makna yang sama, semua itu disebut definisi, apa itu definisi? Mudahnya ada di bawah ini :


A.   Pentingnya Definisi
Penyimpulan sebagai dasar analisis dalam logika hanya akan efektif jika ada struktur kata yang menjadi fondasi kesempurnaan ilmu pengetahuan. Karena itu, diperlukan proses mendefinisikan setiap kata serta membatasi medan semantiknya agar setiap kata benar-benar jelas dan dapat dipahami secara sempurna. Meskipun begitu, tidak jarang masing-masing orang berbeda dalam upaya membatasi pengertian serta mengkalkulasi medan semantik dari suatu kata. Dalam konteks inilah kita membutuhkan definisi yang bersifat logis, yaitu definisi yang dapat membatasi sebuah term secara akurat. Jadi, definisi adalah alat untuk memahami term (kata) sekaligus konsepnya. Biasanya, hal ini dikenal juga dengan penjelasan.

B.   Macam-Macam Definisi
1.   Definisi yang terdiri dari term-term substansial (definisi yang menunjukkan unsur-unsur hakiki dari term), baik sebagian ataupun keseluruhan. Definisi ini memiliki dua bentuk :
a.    Definisi yang terdiri dari sifat-sifat esensial dari sesuatu yang didefinisikan. Definisi ini disebut dengan Definisi Analisis Sempurna, misalnya definisi manusia adalah “hewan yang berpikir”.
b.   Definisi yang sebagiannya terdiri dari sifat-sifat esensial, tetapi sebagian yang lain merupakan sifat-sifat esensial yang jauh. Atau definisi yang sebagiannya saja terdiri dari sifat-sifat esensial. Definisi ini disebut dengan Definisi Analisis Tidak Sempurna, misalnya definisi manusia sebagai “fisik yang berpikir”, atau misalnya disebut manusia “yang berpikir” saja.
2.    Definisi yang sebagiannya terdiri dari sifat-sifat esensial dan sebagian lagi terdiri dari aksiden-aksiden. Definisi ini disebut dengan Definisi Deskriptif. Terdapat dua bentuk definisi deskriptif ini :
a.    Definisi yang bagian unsur-unsurnya terdiri dari sifat-sifat esensial, tetapi sebagian lagi terdiri dari Propprium atau atribut pelengkap (aksidental). Definisi ini disebut dengan Definisi Deskriptif Sempurna, misalnya definisi manusia adalah “hewan yang bisa berbicara”. Definisi terdiri dari term “hewan” yang merupakan substansi dekat, dan susunan “bisa berbicara” merupakan propprium.
b.    Definisi yang terdiri dari sifat-sifat non-esensial dan propprium, atau hanya terdiri dari propprium saja. Definisi ini disebut dengan Definisi Deskriptif Tidak Sempurna, misalnya definisi manusia adalah “fisik yang bisa tertawa”, atau disebut “bisa tertawa” saja.
Dari penjelasan dan contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat macam definisi :
1.      Definisi Analisis Sempurna, yaitu definisi yang terdiri dari genus dan differensia yang sama-sama dekat.
2.   Definisi Analisis Tidak Sempurna, yaitu definisi yang terdiri dari genus jauh dan differensia dekat, atau hanya differensia dekat saja.
3.  Definisi Deksriptif Sempurna, yaitu definisi yang terdiri dari genus dekat dan propprium.
4.   Definisi Deskriptif Tidak Sempurna, yaitu definisi yang terdiri dari genus jauh dan propprium, atau hanya propprium saja.

C.   Bentuk-Bentuk Definisi Propprium
1.  Definisi Sinonim, adalah definisi kata dengan kata lain yang lebih menjelaskan, misalnya menjelaskan budak dengan hamba sahaya.
2.  Definisi dengan Contoh, misalnya mendefinisikan manusia dengan “dia itu seperti Muhammad”.

D.   Syarat-Syarat Definisi
1.   Definisi harus sesuai dengan yang didefinisikan, artinya bersifat komprehensif dan tepat. Karena itu, suatu definisi tidak boleh terlalu luas sehingga memasuk-kan unsur-unsur yang seharusnya masuk dalam definisi. Sebaliknya juga, definisi tidak boleh terlalu sempit sehingga tidak mencakup unsur-unsur yang didefinisikan. Karena itu misalnya, tidak boleh mendefinisikan “kata benda” dengan “kata yang memiliki makna” karena definisi ini sangat luas sehingga memasukkan unsur predikat di dalamnya. Begitupun juga, tidak boleh mendefinisikan “manusia” dengan “hewan yang dapat membaca dan menulis” karena definisi ini terlalu sempit dan mengesampingkan orang yang tidak dapat baca-tulis (awam).
2.  Definisi harus lebih jelas dari yang didefinisikan agar definisi benar-benar tepat sasaran. Artinya, definisi harus mampu menjelaskan hakikat yang didefinisikan. Karenanya, definisi tidak boleh kabur dengan yang didefinisikan, atau malah lebih tidak jelas dari yang didefinisikan, misalnya definisi “bilangan genap” sebagai “bilangan ganjil ditambah satu”, juga definisi “udara” dengan definisi “benda halus yang menyerupai napas”.
3.     Definisi harus menghindari pengulangan. Artinya, definisi tidak boleh terdiri dari kata-kata yang didefinisikan, misalnya tidak boleh mendefinisikan pengetahuan dengan “konseptualisasi sesuatu yang diketahui dalam akal pikiran”, karena term yang “diketahui” adalah term yang didefinisikan itu sendiri.
4.      Definisi tidak boleh terdiri dari :
a. Kata-kata kiasan. Misalnya, kita tidak dapat mendefinisikan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah “samudera penghilang dahaga”.
b.   Kata-kata yang memiliki kompleksitas makna, misalnya definisi air adalah “materi”. Definisi dengan menggunakan kata kiasan dan kata yang memiliki komplikasi makna bisa saja dilakukan jika terdapat kata pembanding yang dapat menjelaskan makna yang dimaksud oleh kata kiasan atau kata yang memiliki kompleksitas makna tersebut. Misalnya, mendefinisikan ilmu pengetahuan dengan “samudera penghilang kebodohan manusia”, atau juga definisi air sebagai “materi yang cair”.

Keberadaan definisi dalam kehidupan kita sangat erat, karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang berarti saling memiliki ketergantungan dan keterlibatan pada individu satu dengan individu lain masing-masing dari bagian kehidupannya. Dengan memahami bentuk pemahaman tentang definisi, itu akan meningkatkan kualitas wicara anda, sehingga menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi atau berbicara dengan orang lain.
Semoga bermanfaat....
Billahi Fii Sabillil Haq, Fastabiqul Khairat...
Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Tidak ada komentar: